Sentimen
Negatif (79%)
19 Jul 2024 : 05.36
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangerang, Bogor, Bangka, Cilacap, Palembang, Yogyakarta, Gambir, Lombok, Banyuwangi

KKP Ungkap Lokasi Rawan Penyelundupan Benih Lobster

19 Jul 2024 : 05.36 Views 5

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut upaya penyelundupan Benih Bening Lobster (BBL) dilakukan melalui jalur darat, laut, dan udara. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan (PSDKP) KKP Pung Nugroho mengatakan, terdapat empat lokasi rawan yang digunakan para penyelundup untuk mengirimkan BBL ke luar negeri.

“Satu, di tempat pengepul BBL. Dua, di pelabuhan penyeberangan atau di perbatasan dengan negara tetangga. Ketiga, di bandara, terus jalur laut. Inilah objek-objek di mana lokasi-lokasi tersebut rawannya penyelundupan,” ungkapnya di Media Center KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024).

Pung menyatakan, KKP perlu bersinergi bersama aparat penegak hukum lainnya, yaitu TNI AL, Polri, Bea Cukai, dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menangani penyelundupan BBL. Terkait sinergi tersebut, KKP berhasil menggagalkan sejumlah tindak kejahatan penyelundupan benih lobster.

"Daerah rawan penyelundupan seperti di Jambi, Palembang, dan Batam itu kami perketat. Tidak sedikit yang tertangkap di situ dan nilainya miliaran juga. Di situlah perlu keseriusan kita," ujarnya.

Pung menyampaikan, selama 2024 ini, KKP berhasil menggagalkan penyelundupan BBL sebanyak 17 kali pada 11 lokasi. Dia menjabarkan lokasi penyelundupan yang digagalkan, di antaranya Lombok, Banyuwangi, Yogyakarta, Cilacap, Bogor, Jakarta, Tangerang, Palembang, Jambi, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.

"Inilah tempat-tempat bagaimana para pelaku tersebut melakukan kegiatannya dan kami sudah tempatkan orang-orang kita di tempat tersebut," katanya.

Berdasarkan data KKP sepanjang 2024, KKP berhasil menggagalkan penyelundupan BBL sebanyak 1.773.592 ekor. Potensi kerugian negara dari penyelundupan itu ditaksir mencapai Rp 243 miliar.

Sentimen: negatif (79%)