Sentimen
Negatif (79%)
18 Jul 2024 : 20.48
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kapuk, Kapuk Muara

Kasus: Kemacetan

Eksistensi Perahu Eretan di Pesisir Jakarta yang Tak Pernah Lekang

18 Jul 2024 : 20.48 Views 6

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Eksistensi Perahu Eretan di Pesisir Jakarta yang Tak Pernah Lekang Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Pesatnya perkembangan moda transportasi di Kota Jakarta tak membuat anjlok eksistensi perahu eretan di Kali Cagak, Kapuk Muara, Jakarta Utara. Setiap hari, perahu eretan mengangkut ratusan pengendara sepeda motor dan pedagang beserta gerobaknya yang ingin menyeberang dari Kapuk Muara menuju ke Pantai Indah Kapuk (PIK). Para pengendara dan pedagang memilih naik perahu eretan agar tidak mutar jalan terlalu jauh sehingga bisa menghemat waktu. "Naik eretan ini lebih cepat, dibanding kita mutar itu bisa dua jam (kalau jalan kaki) ke Teluk Gong, kalau naik eretan cuma setengah jam sampai," ucap Samsuri (40) pedagang es cincau yang setiap hari naik perahu eretan kepada Kompas.com, Kamis (18/7/2024). Berdasarkan pengamatan Kompas.com , perahu eretan didesain lebih lebar untuk mempermudah turun naiknya sepeda motor dan gerobak para pedagang yang ingin menyeberang. Perahu eretan berukuran kurang lebih 2x5 meter dapat menampung sekitar 8-10 motor beserta pemiliknya dalam sekali perjalanan. Bahkan, kebanyakan pengendara tetap berada di atas sepeda motornya ketika naik perahu eretan. Perahu eretan dioperasikan tanpa mesin atau alat penggerak canggih lainnya, melainkan hanya mengandalkan tenaga manusia. "Tukang ojek eretan", menarik perahu dengan bantuan tambang yang terbentang di Kali Cagak sepanjang 20-30 meter. Untuk menahan kerasnya tambang agar tak menusuk kulit telapak tangan, tukang ojek eretan mengenakan sarung tangan hitam. Selain itu, ia juga selalu menggunakan topi caping untuk menepis sengatan sinar matahari ketika menarik eretan. Keringat yang terus bercucuran di wajah tukang ojek eretan seolah menjadi saksi perjuangan betapa beratnya menarik beban yang ada di perahu tersebut dalam sekali perjalanan. Dalam sekali penyeberangan, perahu eretan hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 menit. Tak heran, perahu eretan digemari banyak pengendara untuk menghindari kemacetan sekaligus mengirit waktu. "Terbantu sekali (dengan kehadiran perahu eretan), jadi enggak jauh mutar Muara Karang, jadi enggak macet, hemat besin juga," ucap Maman (26), penumpang perahu eretan, Kamis. Dalam hitungan menit, baik pengendara sepeda motor atau pedagang terus berdatangan mengantre untuk menaiki perahu eretan. Antrean para pengendara pun terlihat begitu rapih, mereka memilih untuk menunggu di area bawah jembatan kayu untuk memberikan jalan penumpang yang turun terlebih dahulu. Jembatan kayu yang menghubungkan beton jalan dengan Kali Cagak itu juga terlihat tak kokoh. Setiap dilalui sepeda motor, jembatan kayu tersebut terlihat bergoyang. Namun, karena sudah terbiasa, para pengemudi tetap lihai melewatinya. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (79.5%)