Sentimen
Positif (99%)
18 Jul 2024 : 09.48
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Konawe, Kendari

Kasus: HAM

Santri Hilang 5 Bulan, Orangtua Minta Polda Sultra Ambil Alih Kasusnya Makassar 18 Juli 2024

18 Jul 2024 : 09.48 Views 3

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Santri Hilang 5 Bulan, Orangtua Minta Polda Sultra Ambil Alih Kasusnya Tim Redaksi   KENDARI, KOMPAS. com – Orangtua Agung Kurniawan (14), santri yang hilang sejak lima bulan lalu akan menempuh jalur hukum untuk menuntut keadilan. Agung yang merupakan santri di salah Pondok Pesantren Thafidzul Qur'an (PPTQ) di Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan , Provinsi Sulawesi Tenggara ( Sultra ) dilaporkan hilang sejak Februari 2024 lalu ke Polsek Ranomeeto. Namun hingga kini, Agung belum diketahui keberadaannya. Kuasa hukum keluarga Agung Kurniawan, Tri Mandala P. Erindo mengatakan, pihaknya akan mengadukan pihak pesantren ke Komnas HAM dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) karena tidak bertanggungjawab terhadap hilangnya Agung. Dia mengatakan, pihak pesantren terkesan lepas tangan atas hilangnya santri mereka. “Tidak ada upaya dari pihak pesantren untuk mencari Agung Kurniawan. Ini sangat miris ketika pihak pesantren tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan sebagai lembaga pendidikan,” kata Tri Mandala. Langkah lain yang akan ditempuh yakni meminta Kementerian Agama untuk menutup sementara pesantren tersebut hingga Agung Kurniawan ditemukan. Sebab, pihaknya khawatir jika pesantren itu tidak ditutup dan proses belajar mengajar masih berlangsung, bisa saja ada korban-korban lain selain Agung Kurniawan. "Mungkin ada lagi santri lain turut hilang tanpa ada tanggung jawab dari pihak pesantren,” tegasnya. Masih kata Mandala, informasi dari keluarga Agung dan beberapa saksi lainnya menyebutkan bahwa sebelum Agung hilang beberapa santri di pesantren tersebut diduga dieksploitasi dengan meminta sumbangan di tempat-tempat ramai seperti pasar. “Ini adalah bentuk eksploitasi yang sangat nyata karena dilakukan secara sistematis. Kami menduga hilangnya Agung Kurniawan merupakan korban dari tindak pidana perdagangan orang,” ungkapnya. Sementara itu, orangtua Agung, mendesak Polda Sultra untuk mengambil alih penanganan kasus anaknya yang hilang. Pasalnya, sejak anaknya dilaporkan hilang lima bulan lalu hingga saat ini belum menunjukkan perkembangan kasusnya. "Saya minta Kapolda Sultra untuk mengambil alih kasus ini,” teriak Aisyah, ibu Santri yang hilang dalam orasinya di depan Polda Sultra pada Senin (15/7/2024). "Saya tidak tahu lagi harus berbuat apa. Sudah lima bulan anak saya hilang, dan tidak ada satu pun pihak pesantren yang menunjukkan itikad baik untuk mencari Agung," katanya "Saya mohon kepada pihak kepolisian, tolong bantu kami menemukan anak kami. Saya ingin keadilan bagi Agung,” ungkap Aisya dengan suara bergetar. Sebelum anaknya dilaporkan hilang, Aisya sempat memberikan uang saku ke Agung sebelum kembali ke pondok. Namun selang beberapa hari kemudian, ia menerima laporan bahwa anaknya sudah tiga hari tidak mondok di pesantren. "Mereka minta anak kami kembali ke pondok sementara setahu kami dia ada di situ," tutur Aisya. Sebelum dilaporkan hilang, dirinya sempat bertemu anaknya di pasar yang baru selesai meminta sumbangan. "Saat saya ketemu dengan anakku dia bersama temannya, mereka baru pulang dari minta-minta sumbangan," terangnya. Atas dasar itu, Aisya sempat mempertanyakan tanggungjawab pihak pondok karena tak mengetahui keberadaan santrinya. Tetapi pihak pondok pesantren menyangkal, dan menyebut Agung pergi tanpa sepengetahuan pembina pondok. Kapolsek Ranomeeto, AKP Ansar Ali mengakui bahwa pihaknya telah melakukan berbagai penyelidikan dan penelusuran, namun belum ada informasi valid yang mengarah pada keberadaan Agung. Pihaknya, lanjut Ansar, telah memeriksa delapan orang saksi, termasuk anggota keluarga Agung dan staf pondok pesantren. "Saya tetap optimistis semoga anak ini bisa kita temukan dalam keadaan sehat walafiat,” ungkap Ansar Ali. Ansar bilang berdasarkan keterangan pihak pesantren bahwa Agung pergi dari pondok sejak Minggu (25/2/ 2024). “Anak itu dilihat tidak sempat masuk di pondoknya lagi, hanya terlihat berdiri di samping masjid setelah itu tidak ditahu lagi keberadaanya,” ujarnya. Kapolsek Ranomeeto menambahkan bahwa pihaknya menemukan kendala dalam penanganan kasus anak hilang itu, karena kurangnya informasi yang akurat dan bukti-bukti. Hal ini untuk menentukan arah penyelidikan, apakah kasus ini murni orang hilang atau ada penyebab lain. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (99.9%)