Sentimen
Negatif (100%)
17 Jul 2024 : 11.41
Informasi Tambahan

Kasus: pelecehan seksual

Cerita Perempuan Lumpuh di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Sopir Usai 7 Tahun Pakai Taksi "Online"

17 Jul 2024 : 11.41 Views 3

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Cerita Perempuan Lumpuh di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Sopir Usai 7 Tahun Pakai Taksi "Online" Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - CD (55), seorang perempuan disabilitas asal Jakarta Selatan mengaku baru pertama kali menjadi korban pelecehan seksual oleh sopir taksi online. “Saya sudah pakai taksi online selama tujuh tahun terakhir, ini adalah pelecehan seksual pertama yang saya terima,” ujar CD saat ditemui, Jumat (12/7/2024). Korban mengungkapkan, taksi online menjadi salah satu transportasi utamanya untuk bepergian setelah sopir pribadinya berpulang pada tahun 2017 lalu.  “Dulu saya memiliki sopir pribadi, tetapi semenjak beliau meninggal dunia, saya tidak mencari sopir baru. Mobil juga saya berikan ke anak-anak saya,” tutur dia. Selama tujuh tahun menggunakan jasa taksi online,  CD mengaku selalu menikmati setiap perjalanan. Pasalnya, ia bisa bertemu banyak teman baru dan bertukar cerita. CD bahkan menuangkan cerita-cerita menariknya selama bepergian menggunakan taksi online dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 2022 lalu. “Pertemuan saya dengan banyaknya sopir taksi online akhirnya melahirkan sebuah buku. Ini buku kesekian yang telah saya terbitan. Saya kebetulan juga hobi menulis,” ucap dia. CD mengaku, sebelumnya ia pernah mengalami pelecehan seksual oleh sopir taksi, tetapi bukan sopir taksi online. Peristiwa pelecehan itu terjadi pada 2019 lalu. Hal ini membuatnya enggan menggunakan jasa taksi konvensional lagi sampai hari ini. Namun, saat itu CD tak melaporkan pelaku ke polisi lantaran bos dari perusahaan taksi konvensional tersebut sempat menemui dirinya untuk meminta maaf secara langsung. Kala itu, CD berbesar hati dan menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan. Berbeda dengan peristiwa saat itu, kini CD melaporkan insiden pelecehan oleh sopir taksi online  yang ia alami ke polisi.  "Kalau kasus yang baru, perusahaan mitranya saja seperti robot balasnya, sudah begitu driver tidak diputus mitra,” kaya korban. CD melaporkan sopir taksi online  terduga pelaku pelecehan berinisial IA tersebut ke Polda Metro Jaya pada 11 Juli 2024. Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/3919/VII/2024/SPKT/Polda Metro Jaya. Diberitakan sebelumnya, CD menjadi korban pelecehan seksual sopir taksi online yang mengantarnya dari kantor ke rumahnya di wilayah Jakarta Selatan, Selasa (9/7/2024). Pelecehan itu terjadi di teras rumah korban sekitar pukul 15.00 WIB. Pelaku berinisial IA memanfaatkan keterbatasan korban yang tak bisa berjalan sendiri karena lumpuh. Mulanya, korban meminta tolong supaya pelaku bisa meminjamkan lengan kanannya untuk membantunya berjalan jalan dari mobil ke depan teras rumah. Kemudian, IA mencuri kesempatan untuk menggenggam tangan korban saat CD menumpu tangan kirinya pada lengan kanan pelaku untuk berjalan. “Jadi telapak kiri saya menggenggam lengan kanan si sopir. Sopir ini lalu ambil kesempatan memegang telapak kiri saya dari atas pakai tangan kirinya. Jadi seperti orang pacaran,” ungkap korban. Sesampainya di depan teras, IA kemudian berhenti sejenak. Ia tak langsung pamit dan kembali ke mobilnya. Ia justru menebar senyuman dan menyebut korban sebagai perempuan yang cantik. Setelah itu, dalam waktu sekejap, pelaku melakukan gerakan rangkulan menggunakan tangan kanannya dan mencium pipi kanan korban. “Pas dia senyum-senyum itu, dia langsung tarik tubuh saya, lalu melakukan gerakan rangkulan dan saya dicium. Saya dicium, saya dicium di pipi bagian kanan,” kata korban dengan nada kesal. Penderitaan korban tak berhenti sampai di sana. IA disebut memiliki niat yang lebih buruk saat itu. Pasalnya, pelaku sempat meminta izin untuk menutup pintu gerbang rumah. “Dia minta izin ke saya buat tutup pintu gerbang. Dia berbicara seperti itu dengan nada bergetar, yang mana saya tahu dia sedang horny ,” ucap dia. Korban lalu bersikeras bahwa dirinya hendak masuk rumah. Ia meminta pelaku untuk segera keluar dari teras rumahnya. Tapi, pelaku malah meminta supaya bisa menciumnya satu kali lagi. “Saya bilang dengan tegas kepada dia untuk pergi. Saya berusaha tidak emosi karena takutnya dia semakin menjadi. Makanya saya bicara dengan nada tegas,” ujar korban. “Pas saya ngomong gitu, dia malah berkata, ‘Boleh enggak saya cium lagi'. Belum sempat saya respons, dia langsung melakukan gerakan serupa. Menarik bahu saya, merangkul menggunakan tangan kanannya, dan mencium pipi kanan saya untuk kedua kalinya,” lanjut dia. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)