Sentimen
Negatif (96%)
14 Jul 2024 : 18.44
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Duren Sawit, Klender, Kalideres, Cipayung, Pondok Ranggon

Korban Dugaan Penipuan Lowongan Kerja di Duren Sawit Mengaku Tak Pernah Kirim Lamaran Megapolitan 14 Juli 2024

14 Jul 2024 : 18.44 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Korban Dugaan Penipuan Lowongan Kerja di Duren Sawit Mengaku Tak Pernah Kirim Lamaran Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - PS (24), ibu rumah tangga asal Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, mengaku tidak pernah melamar kerja di PT MLI, perusahaan yang diduga menipu dirinya sebesar Rp 1,7 juta. PS menyebut, dirinya memang sempat melamar kerja di salah satu situs lowongan kerja. Namun, ia tak pernah memasukan lamaran ke PT MLI, melainkan ke sebuah perusahaan logistik berinisial PT T.  "Ternyata yang saya lamar itu beda, bukan perusahaan yang sekarang," ujar PS kepada Kompas.com , Minggu (14/7/2024). Pada Rabu (3/7/2024), PS mendapat pesan WhatsApp berupa undangan wawancara kerja dari PT MLI. PS menduga, PT MLI mendapat nomor teleponnya secara acak. Semula, PS menduga undangan wawancara tersebut datang dari PT T. Sebab, PT MLI juga mengaku bergerak di bidang logistik. PS yang sedang menganggur dan butuh pekerjaan pun memenuhi undangan wawancara pada keesokan harinya, Rabu (3/7/2024). "Apalagi karena saya lama menganggur, sekalinya dapat panggilan interview senengnya sampai enggak hati-hati," ujar dia. PS mendatangi alamat PT MLI yang terletak di sebuah ruko di Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Oleh orang yang mengaku sebagai karyawan perusahaan tersebut, ia diiming-imingi gaji Rp 5,1 juta per bulan dengan tambahan uang makan Rp 100.000 setiap minggu jika dirinya diterima bekerja. "Libur Sabtu dan Minggu. Untuk lembur Rp 30.000 per hari. Terus dia ngasih tau benefitnya BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan," ujar PS. Hari itu juga PS langsung diminta mengikuti pelatihan dari perusahaan. Namun, ia harus lebih dulu membayarkan uang Rp 1,7 juta. Menurut perusahaan, uang tersebut nantinya akan dikembalikan setelah PS tuntas mengikuti pelatihan. "Pas disuruh bayar Rp 1,7 juta saya kaget. Katanya nanti setelah training dibalikin, jam 1 juga udah clear nanti dibalikin. Boleh DP dulu Rp 500.000. Saya bingung," ujar PS. Saat itu, PS hanya membawa uang Rp 100.000. Ia pun menyerahkan uang tersebut. Namun, tak cukup sampai di situ, PS diminta untuk mengambil uang ke ATM terdekat guna menggenapi kekurangan uang Rp 1,6 juta. Ia diantar oleh sekuriti perusahaan tersebut. PS yang belum menyadari dirinya ditipu lantas mengambil uang Rp 1,6 juta dari ATM dan menyerahkan uang tersebut ke W. Setelahnya, ia diminta menandatangani dokumen bermaterai.  Dari situ, masih pada hari yang sama, PS diarahkan untuk pergi ke sebuah kantor di Kalideres, Jakarta Barat, untuk mengikuti pelatihan sebelum bekerja. PS lantas datang ke kantor tersebut. Pihak kantor di Kalideres itu menjelaskan bahwa para pelamar kerja memiliki kesempatan untuk bekerja di salah satu dari tiga perusahaan rekanan. Jika di tiga perusahaan itu mereka tak diterima, uang senilai Rp 1,7 juta akan dikembalikan. "Misal di tempat A kita enggak keterima, dicariin ke B, dicariin ke C. Mentok tiga pilihan. Kalau misalkan tiga pilihan enggak diterima, katanya kembali dananya. Kalau kita keterima di salah satu tempat, itu enggak kembali," jelas PS. "Kita kan juga bingung, kalau kita mutusin sepihak, duitnya enggak akan kembali, lanjutnya. Di kantor Kalideres, PS diarahkan untuk mengisi posisi sebagai admin keuangan. Ia juga sempat dites kemampuan mengoperasikan Microsoft Excel.   Setelah proses tersebut, PS diminta untuk kembali melakukan wawancara kerja di sebuah restoran seafood di kawasan Jatikarya, Kalimanggis, pada 8 Juli 2024. Lantaran masih harus melakukan wawancara kerja lagi beberapa hari mendatang, PS pun pulang. Sesampainya di rumah, ia menceritakan proses wawancara kerja ini ke sang suami. Sang suami meyakini bahwa istrinya telah ditipu lantaran proses wawancara kerja PS tak masuk akal. PS pun tak diizinkan suaminya untuk melanjutkan wawancara dan merelakan uang Rp 1,7 juta yang telah dikeluarkan. "Karena saya izin dulu sama suami, disuruh enggak usah dateng. Akhirnya saya cerita semua, katanya 'wah itu mah enggak bener'," tutur PS. PS mengaku sempat terpikir untuk melapor ke pihak kepolisian. Namun, sampai sekarang langkah ini belum ia lakukan. Sebelumnya, dugaan penipuan wawancara kerja ini viral di media sosial. Dalam video yang tersebar di Instagram dan TikTok, seorang pelamar kerja mengaku diminta membayar sejumlah uang ketika mengikuti proses wawancara kerja di sebuah perusahaan di Duren Sawit. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (96.2%)