Sentimen
Negatif (100%)
14 Jul 2024 : 19.11
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Duren Sawit, Klender, Kalideres, Pondok Ranggon

Korban Dugaan Penipuan Lowongan Kerja di Duren Sawit Sempat Curiga ke Sekuriti yang "Awasi" Keponakannya Megapolitan 14 Juli 2024

14 Jul 2024 : 19.11 Views 6

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Korban Dugaan Penipuan Lowongan Kerja di Duren Sawit Sempat Curiga ke Sekuriti yang "Awasi" Keponakannya Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - PS (24), ibu rumah tangga asal Pondok Ranggon, Jakarta Timur, yang diduga jadi korban penipuan lowongan kerja sebuah perusahaan berinisial PT MLI di Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengaku sempat menaruh rasa curiga. Sebab, kata PS, ketika datang untuk memenuhi undangan wawancara PT MLI di sebuah ruko, Rabu (3/7/2024), orang yang mengaku sebagai sekuriti perusahaan terus memperhatikan keponakannya. Padahal, saat itu keponakan PS datang hanya untuk menemaninya. "Keponakan saya disuruh cari makan, cari makan juga yang lama kata sekuritinya. Dia (keponakan) diperhatiin terus," ujar PS kepada Kompas.com , Minggu (14/7/2024). PS mengatakan, sekuriti tersebut meminta keponakannya untuk menunggu di luar ruko. Keponakannya juga diminta tidak berada di warung sekitar ruko ataupun berkomunikasi dengan warga sekitar. "Setiap ponakan saya ngomong sama warga sekitar warung, sekuritinya selalu nyamperin," tambah dia. PS juga sempat curiga lantaran bangunan yang diklaim sebagai PT MLI itu tak seperti kantor, melainkan hanya bangunan ruko biasa. "Kecurigaan pertama adalah kantor yang enggak keliatan kayak kantor, yang kedua orang enggak bisa leluasa buat cerita ngasih tahu apa yang terjadi di sana itu," ujar dia. Namun, PS yang sedang menganggur dan membutuhkan pekerjaan tetap menjalani proses wawancara.  Saat wawancara, PS mengaku diiming-imingi gaji Rp 5,1 juta per bulan dengan tambahan uang makan Rp 100.000 setiap minggu jika dirinya diterima bekerja. "Libur Sabtu dan Minggu. Untuk lembur Rp 30.000 per hari. Terus dia ngasih tau benefitnya BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan," ujar PS. Setelah wawancara, PS langsung diminta mengikuti pelatihan dari perusahaan. Namun, ia harus lebih dulu membayarkan uang Rp 1,7 juta. Menurut perusahaan, uang tersebut nantinya akan dikembalikan setelah PS tuntas mengikuti pelatihan. "Pas disuruh bayar Rp 1,7 juta saya kaget. Katanya nanti setelah training dibalikin, jam 1 juga udah clear nanti dibalikin. Boleh DP dulu Rp 500.000. Saya bingung," ujar PS. Saat itu, PS hanya membawa uang Rp 100.000. Ia pun menyerahkan uang tersebut ke pihak yang mengaku sebagai karyawan PT MLI. Tak cukup sampai di situ, PS diminta untuk mengambil uang ke ATM terdekat guna menggenapi kekurangan uang Rp 1,6 juta. Ia diantar oleh sekuriti perusahaan tersebut. Saat keluar dari ruko dan hendak mengambil uang, keponakan PS yang masih menunggu sempat menyampaikan peringatan dari penjaga warung sekitar ruko. "Saya pas mau ambil uang keluar, sempet ngomong sama keponakan saya. Kata keponakan saya, 'ada warga sekitar warung di situ bilang jangan daftar'," kata PS. Namun, PS tetap membayarkan uang Rp 1,6 juta itu. Setelahnya, ia diminta untuk mengikuti pelatihan di sebuah kantor di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Setelah mendatangi kantor di Kalideres dan mengikuti pelatihan, PS tak langsung dinyatakan diterima bekerja. Ia harus kembali mengikuti proses wawancara kerja di sebuah kantor di Jatikarya, Kalimanggis pada 8 Juli 2024. PS yang menyadari dirinya ditipu pun enggan melanjutkan proses wawancara tersebut dan memilih merelakan uangnya. "Karena saya izin dulu sama suami, disuruh enggak usah dateng. Akhirnya saya cerita semua, katanya 'wah itu mah enggak bener'," tutur PS. Sebelumnya, dugaan penipuan wawancara kerja ini viral di media sosial. Dalam video yang tersebar di Instagram dan TikTok, seorang pelamar kerja mengaku diminta membayar sejumlah uang ketika mengikuti proses wawancara kerja di sebuah perusahaan di Duren Sawit. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)