Sentimen
Netral (57%)
11 Jul 2024 : 09.35
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kapuk, Ende

Begini Cara Pembuatan Kain Tenun Khas NTT di Desa Nuamuri

11 Jul 2024 : 09.35 Views 10

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Hiburan

NTT, Beritasatu.com - Kain tenun menjadi kerajinan tangan khas dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diburu wisatawan. Desa Nuamuri, Kelurahan Mbuli Lo'o, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende menjadi salah satu desa pengrajin tenun di NTT.

Beritasatu.com berkesempatan untuk mendatangi Desa Nuamuri untuk melihat proses pembuatan kain tenun tersebut. Ternyata, satu kain tenun dengan pewarna alami proses pembuatannya bisa memakan waktu berbulan-bulan.

"Pengerjaan itu kalau yang asli itu dicontohkan tujuh bulanan karena kita sudah kegiatan yang lain. Kalau ini yang bukan asli cepat dua bulan itu," jelas Mensi, salah satu penenun di Desa Nuamuri kepada Beritasatu.com, Rabu (10/7/2024).

Pembuatan kain tenun khas NTT di Desa Desa Nuamuri, Kelurahan Mbuli Lo'o, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende. - (Beritasatu.com/Maria Gabrielle Putrinda)

Satu kain tenun memiliki panjang sekitar tiga meter dengan lebar 78 sentimeter. Lamanya proses pembuatan kain tenun juga ditentukan dari rumitnya motif yang dibuat.

"(Kain tenun) motifnya bermacam-macam, tergantung kita buat prosesnya motif yang bagus, yang agak rumit, ribet, dia lama prosesnya (kalau yang pewarna alami)," terang Mensi.

Adapun pewarna alami yang digunakan antara lain kemiri, jahe, sirih, cabai rawit, hingga garam. Lantas bagaimana proses pembuatannya?

"Awalnya putar benang, kapuk dipintal dijadikan benang. Kemudian (benang) dibentangkan untuk dibuat motif. Selesai buat motif, direndam dulu pakai air, terus kita cari pewarna alam," jelas Mensi.

Ketika sudah mendapat warna diinginkan, barulah direndam benang yang sudah dibuat motif itu selama tiga hari. Lalu dibuatlah benang ini menjadi kaku dengan rebusan biji asam yang kental.

Setelah proses tersebut selesai, barulah benang tersebut dapat ditenun. Lantaran proses yang rumit dan pengerjaannya memakan waktu tidak sedikit, kain tenun dijual dengan harga mencapai jutaan rupiah.

Salah satu kain tenun yang ditunjukkan memiliki warna dasar hitam dengan motif warna cokelat kemerahan. Pada kain tersebut terdapat tulisan ine pare atau ibu padi, mitologi asal mula padi yang diyakini oleh masyarakat Lio, dan gambar aneka jenis binatang.

"Harga Rp 3,5 juta (paling murah) kalau yang ini lebih mahal lagi, beda lagi, Rp 5 juta ke atas karena benangnya benangnya dipintal dari kapuk, perbedaan benang terus warnanya beda karena dari akar, berbulan-bulan direndam dulu baru bisa mendapatkan hasil seperti ini," pungkasnya.

Sentimen: netral (57.1%)