Sentimen
Negatif (96%)
7 Jul 2024 : 22.06
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangerang

Atap Sekolah Faradisa Islamic School Pamulang Ambruk Timpa Rumah dan Warung Megapolitan 7 Juli 2024

7 Jul 2024 : 22.06 Views 18

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Atap Sekolah Faradisa Islamic School Pamulang Ambruk Timpa Rumah dan Warung Tim Redaksi TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Atap sekolah Faradisa Islamic Shcool di Jalan Gurame III, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, ambruk hingga menimpa enam rumah warga dan sederet warung. Salah seorang pedagang yang warungnya menjadi korban bernama Wahyu (31) mengungkapkan, atap sekolah ambruk , Kamis (4/7/2024) sore. Peristiwa itu terjadi usai hujan disertai angin kencang . "Saya lihat banget peristiwanya. Itu (atapnya terangkat) dari bagian belakang dulu. Suaranya kayak orang buka lakban dengan cepat," ujar Wahyu saat dijumpai di sekitar lokasi, Minggu (7/7/2024).  Ketika melihat atap sekolah tersebut mulai terangkat terbawa angin, Wahyu langsung berteriak mengingatkan orang-orang yang berada dekat lokasi untuk menyelamatkan diri. "Saya ngerinya kena kabel listrik, karena hujan kan," lanjut Wahyu. Wahyu menyebut, pihak sekolah sendiri nampaknya sempat tak menyadari atap salah satu bangunannya terangkat dan menimpa rumah yang berada di sampingnya. Pihak sekolah baru mengetahunya beberapa saat setelah peristiwa terjadi. Usai hujan reda, pihak sekolah menyambangi rumah-rumah yang ditimpa atap sekolah. Pihak sekolah berjanji akan bertanggung jawab memperbaiki rumah warga yang rusak akibat peristiwa itu. "Katanya mereka bakal tanggung jawab. Tapi belum ada omongan (akan diganti) 100 persen. Yang jelas, (pihak sekolah) mau mengangkat dan membersihkan puing-puing terlebih dahulu," ujar Wahyu.   Ia dan para pedagang yang menjadi korban sebenarnya tak hanya menuntut perbaikan bangunan saja, tetapi juga menuntut kompensasi penghasilan selama tidak berjualan. Pihak sekolah tak menyanggupi permintaan itu. Sebab, warung didirikan di tanah milik sekolah. Wahyu sendiri menderita kerugian yang cukup besar setelah empat hari tidak berjualan kelapa. Barang dagangannya mulai membusuk. "Kerugiannya kira-kira Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta deh dalam empat hari ini," ujar dia. Senada dengan Wahyu, Farida yang berprofesi sebagai pedagang nasi uduk juga tidak bisa berjualan karena atap sekolah Faradisa Islamic School menimpa warung dan rumahnya. "Karena mereka bilang, kita dagang di tanah sekolahan, kita pakai lahan mereka, dari titik pager sekolah hingga tempat dagang katanya ada tanah mereka," ujar Farida.  Sedangkan para korban mendapatkan bantuan dari Badan Pengulangan Bencana (BPBD) Tangerang Selatan berupa sembako dan sejumlah perlengkapan. "(Bantuan) kelurahan belum ada, BPBD memberi bantuan berupa sembako, beras susu, perlengkapan bayi, selimut, matras," ujar Wahyu. Dari pengamatan Kompas.com di lapangan, hingga malam, puing-puing atap yang menimpa rumah warga masih belum terangkat seluruhnya dari pekarangan rumah warga. Adapun, rumah warga yang menjadi korban memiliki kondisi beragam. Ada yang atapnya bolong, ada yang ikut ambruk. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (96.9%)