FAJAR.CO.ID, CILACAP,– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Informasi terbaru dari Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, dikutip dari ANTARA menunjukkan bahwa dua faktor utama masih mempengaruhi kondisi atmosfer di wilayah tersebut.

Menurut Teguh, dua faktor tersebut mencakup adanya Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada dalam Fase 3 di Samudera Hindia, yang dapat menyebabkan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Selain itu, keberadaan gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial juga berpotensi memicu cuaca ekstrem di sejumlah provinsi, termasuk Jawa Tengah bagian selatan.

Meskipun saat ini masuk dalam musim kemarau, Teguh menegaskan bahwa cuaca ekstrem masih bisa terjadi.

"Dalam kondisi normal, hujan tetap mungkin terjadi meskipun dengan intensitas yang ringan, namun dengan dinamika atmosfer seperti MJO dan gelombang Rossby Ekuatorial, potensi cuaca ekstrem tetap harus diwaspadai dalam beberapa hari ke depan," ujarnya.

Sehubungan dengan hal ini, Teguh mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Hal ini menjadi peringatan serius di tengah potensi cuaca ekstrem yang masih berpeluang terjadi pada musim kemarau ini.(*)