Sentimen
Netral (61%)
3 Okt 2024 : 23.02
Informasi Tambahan

BUMN: PT Timah Tbk

Kasus: Tipikor, korupsi

Tokoh Terkait

2019, Produksinya Rekor, Ruginya Juga Rekor

3 Okt 2024 : 23.02 Views 5

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

2019, Produksinya Rekor, Ruginya Juga Rekor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat produksi logam timah dan kerugian PT Timah Tbk pada 2019 mencapai titik tertinggi dan memecah rekor selama 10 tahun terakhir.

Persoalan ini juga turut dipengaruhi oleh kebijakan PT Timah dalam membeli bijih dari wilayah izin usaha pertambangan (IUP) sendiri dan sewa smelter swasta yang diinisiasi Harvey Moeis.

Keterangan ini disampaikan mantan Kepala Divisi Keuangan PT Timah Tbk Abdullah Umar Baswedan ketika dihadirkan sebagai saksi dugaan korupsi dalam tata niaga komoditas timah dengan terdakwa pemilik CV Venus Inti Perkasa, Tamron dan kawan-kawan.

Dalam persidangan itu, Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat meminta penjelasan dari Umar terkait konteks kerugian 2019.

“Sebabnya kenapa kok bisa rugi? Padahal jumlah produksinya meningkat di 2019, 64 ribu (ton) kalau saya (tidak) salah?” tanya hakim di ruang sidang, Kamis (3/10/20240.

Baca juga: Eks Petinggi PT Timah Akui Biaya Sewa Smelter Harvey Moeis Cs Kemahalan

“Iya produksi tertinggi, mungkin 10 tahun terakhir. Produksinya rekor tapi ruginya juga rekor,” jawab Umar.

Hakim pun menanyakan kenapa PT Timah bisa rugi. Menurutnya, perusahaan negara itu seharusnya meraup banyak untung karena produksinya meningkat.

Umar lantas menjelaskan, ketika produksi logam timah meningkat pada tahun tersebut harga timah dunia justru anjlok.

Ia melihat biaya produksi di PT Timah tidak dikontrol.

“Produksi tinggi berarti enggak dikontrol biayanya. kemudian pada saat dijual harga logamnya turun,” jawab Umar.

Fluktuasi harga timah di pasar internasional bukan faktor tunggal yang membuat PT Timah rugi. Perusahaan itu juga dibebani kenaikan utang.

Utang ini timbul karena PT Timah memproduksi logam timah dua kali lipat dari target yang direncanakan.

Baca juga: Sekretaris Bos Smelter Timah Disebut Transaksi Valas Ratusan Kali, Totalnya Capai Rp 80 M

Akibatnya, biaya operasional PT Timah membengkak. Ketika kas internal perusahaan tidak mencukupi, diputuskan untuk menarik utang dari bank.

Meskipun setiap tahun PT Timah menarik utang dari bank, pada 2019 pinjaman yang diajukan meningkat.

“Lupa (jumlah kenaikannya) Yang Mulia. Tapi kenaikannya cukup signifikan,” tutur Umar.

Sentimen: netral (61.5%)