Tol Laut: Mewujudkan Distribusi Logistik yang Efisien dan Memperkuat Ekonomi di Wilayah Tertinggal
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Moga Simatupang, menyatakan bahwa program Tol Laut berperan penting dalam mengefisienkan distribusi logistik, mengurangi disparitas harga, dan mewujudkan pemerataan ekonomi di seluruh pelosok negeri.
"Efisiensi ini tidak hanya meringankan beban masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh pelosok negeri," ujar Moga dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa, dikutip dari ANTARA.
Moga menjelaskan bahwa pemerintah melalui Kemendag telah mengintegrasikan Program Tol Laut dengan program Sinergi Gerai Maritim (SIGM). Program ini mencakup pembangunan depo di beberapa daerah serta kegiatan temu bisnis yang melibatkan pelaku usaha dari berbagai wilayah, dengan tujuan agar distribusi barang dari produsen ke konsumen dapat berjalan lebih efisien.
"Dampak positif dari integrasi program Tol Laut dengan SIGM ini adalah meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan memberikan akses yang lebih adil terhadap bahan pokok serta barang penting lainnya," lanjutnya. Ia menambahkan bahwa efisiensi Tol Laut telah membantu menstabilkan harga di berbagai daerah dengan mempercepat arus distribusi barang.
“Tol Laut ini berakar dari Peraturan Presiden yang kami turunkan menjadi aturan di Kementerian Perdagangan. Ada 11 bahan pokok, 7 bahan penting, dan 32 barang lainnya yang termasuk dalam pengaturan distribusi Tol Laut,” jelasnya.
Salah satu target utama peluncuran Tol Laut adalah mengatasi ketimpangan harga di berbagai wilayah Indonesia, dengan efek positif penurunan disparitas harga yang terasa lebih signifikan di wilayah Timur Indonesia. Menurut Moga, perkembangan Tol Laut berdasarkan koefisien variasi sebagai indikator disparitas harga antarwilayah menunjukkan penurunan yang signifikan; dari 14,2 persen pada tahun 2015 menjadi 10,25 persen pada tahun 2024.
Moga menegaskan bahwa dalam 10 tahun terakhir, program Tol Laut telah membuktikan bahwa inisiatif pemerintah untuk menciptakan pemerataan ekonomi dapat terwujud melalui komitmen bersama dari berbagai pihak. Koordinasi lintas lembaga menjadi kunci utama keberhasilan program ini dalam menekan disparitas harga antarwilayah.
Pemerintah juga terus mendorong peningkatan produksi lokal agar muatan balik dapat dioptimalkan, sehingga biaya logistik dapat ditekan dan harga barang di wilayah Timur semakin kompetitif.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa layanan Tol Laut merupakan inisiatif Presiden Joko Widodo untuk mendukung angkutan logistik di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan).
"Dasar inisiasi Presiden untuk menghadirkan layanan Tol Laut adalah angkutan logistik ke wilayah Timur yang belum maksimal, ditandai dengan adanya disparitas harga," kata Menhub di Jakarta, Senin (30/9).
Menhub menyampaikan bahwa selama 10 tahun beroperasi, Tol Laut telah mengalami peningkatan signifikan baik dari sisi jumlah trayek, muatan, maupun armada kapal. Dari awalnya hanya 3 trayek pada tahun 2015, saat ini sudah mencapai 39 trayek. Jumlah muatan juga berkembang dari 30 ton menjadi 989,75 ton pada tahun 2023, dengan jumlah kapal yang bertambah dari 3 menjadi 39 kapal pada tahun 2024. Pelabuhan Singgah juga meningkat dari 11 pelabuhan menjadi 114 pelabuhan pada tahun yang sama.
Sentimen: positif (99.8%)