FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Polda Metro Jaya mengungkap peran lima orang yang diduga terlibat dalam aksi pembubaran dan perusakan diskusi di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/9). Kelima orang tersebut kini telah diamankan dan proses penyelidikan sedang berlangsung.

"Kelima orang yang kami tangkap adalah FEK, GW, JJ, LW, dan MDM," ujar Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy, dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (29/9).

Djati menjelaskan bahwa FEK bertindak sebagai koordinator lapangan aksi tersebut. Sementara, GW dan JJ memasuki ruangan seminar dan melakukan perusakan, termasuk mencabut baliho yang dipasang di dalam ruangan. LW dan MDM juga turut terlibat dalam aksi perusakan dan pembubaran acara diskusi.

"Lima orang ini sudah kami tangkap, dan kami akan mencari pelaku lain yang mungkin terlibat dalam aksi perusakan serta penganiayaan," tambah Djati.

Pendalaman Motif

Lebih lanjut, Polda Metro Jaya juga akan mendalami motif dan pihak yang menggerakkan massa dalam aksi pembubaran tersebut. "Kami akan melakukan skrining dan pendalaman terhadap para pelaku. Siapa yang menggerakkan, apa motifnya, dan apa tujuannya," kata Djati.

Ia menegaskan bahwa Kepolisian tidak akan mentolerir segala bentuk premanisme dan tindakan anarkis. Selain itu, evaluasi internal terhadap petugas yang bertugas mengamankan lokasi pada saat kejadian juga akan dilakukan untuk memastikan tidak ada pelanggaran prosedur standar operasional (SOP).

Aksi Saling Dorong

Sebelumnya, sekitar 30 orang dari komunitas Forum Cinta Tanah Air melakukan unjuk rasa di depan Hotel Grand Kemang, menuntut pembubaran diskusi yang diadakan oleh kelompok Diaspora dengan alasan kegiatan tersebut tidak memiliki izin dan berpotensi memecah belah persatuan.

Meski petugas Kepolisian dari Polsek Mampang telah melakukan pengamanan, sempat terjadi aksi saling dorong antara peserta aksi dan petugas saat massa mencoba masuk ke hotel. Pada saat bersamaan, sekitar 10 hingga 15 orang merangsek masuk melalui pintu belakang hotel, melakukan perusakan dan mencabut baliho di ruang diskusi.

Petugas keamanan hotel sempat berupaya mencegah, namun jumlah massa yang lebih banyak membuat mereka berhasil memasuki ruangan dan melakukan perusakan. (*)