Sentimen
Positif (100%)
21 Sep 2024 : 15.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Timika

Tokoh Terkait

Kisah Pembebasan Pilot Susi Air Tanpa Kekerasan

21 Sep 2024 : 15.38 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Kisah Pembebasan Pilot Susi Air Tanpa Kekerasan

KOMPAS.com - Sabtu, 21 September 2024, menjadi momen bersejarah ketika Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air asal Selandia Baru, akhirnya bebas setelah 1,5 tahun disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di wilayah Nduga, Papua.

Keberhasilan ini bukanlah hasil dari tembakan peluru atau serangan militer besar-besaran, melainkan buah dari kekuatan kata-kata dan diplomasi. Strategi soft approach, pendekatan persuasif tanpa kekerasan, menjadi senjata utama dalam pembebasan Philip.

Tanpa Tembakan, Tanpa Korban

Ketika Philip disandera pada Februari 2023 setelah pesawatnya mendarat di Distrik Paro, banyak yang mengira operasi militer akan dilancarkan untuk membebaskannya. Namun, Satgas Damai Cartenz 2024 memilih langkah berbeda.

Alih-alih menggunakan kekuatan militer, tim gabungan TNI-Polri memutuskan untuk mengedepankan soft approach, dengan mengutamakan dialog dan negosiasi. Pendekatan ini dilakukan dengan melibatkan tokoh agama, gereja, adat, serta keluarga Egianus Kogoya.

"Pendekatan ini akhirnya membuahkan hasil setelah berbagai upaya yang dilakukan," jelas Brigjen Pol Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz 2024.

Presiden Joko Widodo juga mengapresiasi keberhasilan pendekatan ini. “Ini adalah proses panjang yang telah dilakukan TNI dan Polri, sangat bagus, saya sangat apresiasi," ujarnya dalam Breaking News Kompas TV, Sabtu pagi (21/9/2024).

Jokowi menekankan pentingnya pendekatan damai yang dilakukan tanpa menggunakan kekerasan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut menyampaikan rasa syukurnya. "Alhamdulillah, atas perintah Bapak Presiden untuk melaksanakan pembebasan terhadap pilot Selandia Baru beberapa waktu lalu, hari ini tim berhasil menyelesaikan tugasnya," katanya.

ANTARA FOTO/Marcell Sejumlah petugas memasuki pesawat Boeing 737-200 dengan nomer registrasi AI-7301 milik TNI AU untuk membawa pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens ke Jakarta dari Pangkalan TNI AU Yohanis Kapiyau Timika, di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Sabtu (21/9/2024). Philip yang merupakan WNA asal Selandia Baru itu baru saja dibebaskan dari penyanderaan Tentara Pembebasan Nasionanl Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) setelah disandera sejak Februari 2023 usai mendaratkan pesawat jenis Pilatus Porter PC-6 di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. ANTARA FOTO/Marcell/app/YU

"Selamat kepada seluruh anggota TNI/Polri yang tergabung dalam Operasi Paro dan Damai Cartenz, yang berhasil menyelamatkan Pilot Philip dengan selamat," kata Kapolri.

Pendekatan yang mengedepankan dialog ini terbukti efektif. Bukan hanya nyawa Philip yang diselamatkan, tetapi juga terhindarnya korban di pihak aparat dan masyarakat sipil. Kata-kata terbukti menjadi senjata utama dalam misi ini, lebih tajam daripada peluru.

Peran Tokoh Adat dan Agama dalam Negosiasi

Di Papua, tokoh adat dan agama bukan hanya dihormati tetapi juga memainkan peran sentral dalam proses sosial dan politik.

Mereka dipandang sebagai sosok yang berpengaruh dan dipercaya oleh masyarakat, termasuk kelompok-kelompok seperti KKB. Satgas Damai Cartenz 2024 memanfaatkan peran penting ini untuk menjalin komunikasi dengan Egianus Kogoya.

"Kami melibatkan tokoh agama, adat, dan keluarga Egianus Kogoya untuk membuka jalur dialog dengan KKB," jelas Faizal.

Pendekatan ini tidak hanya menghormati nilai-nilai lokal Papua tetapi juga menunjukkan bahwa negosiasi bisa dilakukan dengan cara yang damai. Dalam masyarakat Papua yang kaya akan tradisi dan nilai spiritual, pendekatan berbasis budaya terbukti ampuh dalam meredam ketegangan dan membuka ruang dialog.

Kata-kata yang Menyelamatkan Nyawa

Selama 19 bulan, negosiasi terus berlangsung, dengan Satgas Damai Cartenz 2024 bekerja keras untuk menjaga komunikasi dengan kelompok KKB. Kata-kata menjadi senjata yang dipilih, bukan senjata api.

Sentimen: positif (100%)