FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP, Ferdinand Hutahean, memberikan komentar tajam terkait isu penggunaan jet pribadi oleh Kaesang Pangarep. Isu ini semakin memanas setelah jet tersebut diduga dipinjam dari seorang teman.

Ferdinand mempertanyakan motif di balik peminjaman jet pribadi tersebut, menyiratkan adanya potensi kepentingan yang lebih besar.

"Dari teman? Wahhh, baik sekali temannya ya? Kira-kira kenapa temannya ngasih jet pribadi?," ungkap Ferdinand dalam keterangan yang disampaikannya di aplikasi X @ferdinand_mpu pada Rabu (11/9/2024).

Lebih lanjut, Ferdinand menyinggung apakah ada kaitan antara pemberian jet tersebut dengan kepentingan bisnis atau izin usaha yang melibatkan pemerintah.

Ia juga mempertanyakan alasan terkait kondisi istri Kaesang , Erina Gudono, yang dikatakan tidak bisa menggunakan angkutan umum karena sedang hamil.

"Erina hamil ga bisa naik angkutan umum?" sindir Ferdinand dengan nada kritis.

Tak berhenti di situ, Ferdinand juga mengarahkan kritik tajam kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi.

Ia menyindir sikap Budi Arie yang membela Kaesang dengan alasan kondisi kehamilan Erina. Menurutnya, situasi ini kontras dengan realitas di lapangan, di mana banyak rakyat kesulitan mendapatkan akses kesehatan.

"Wah, Menteri bodoh ini tau ngga sih kalau banyak rakyat melahirkan di jalan karena ambulan pun susah?" tegas Ferdinand, menutup kritiknya dengan nada yang keras.

Sebelumnya, Budi Arie menyatakan bahwa penggunaan jet pribadi oleh Gibran dan Erina adalah urusan pribadi dan tidak ada unsur gratifikasi di dalamnya.

Jet tersebut, kata Budi, adalah pinjaman dari teman Kaesang, dan publik diminta untuk tidak mempermasalahkannya lebih lanjut.

Polemik ini pertama kali mencuat ketika Erina Gudono mengunggah foto perjalanan mereka di Instagram, yang menunjukkan jendela pesawat yang diduga berasal dari jet pribadi jenis Gulfstream G650ER.

Dugaan ini memicu reaksi keras dari publik, yang kemudian menimbulkan spekulasi adanya hubungan antara fasilitas tersebut dengan kepentingan politik atau bisnis. (muhsin/fajar)