Sentimen
Negatif (88%)
3 Sep 2024 : 19.23
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Komisi VIII Pertanyakan Tindakan Mensos Atasi Penurunan Kelas Menengah

3 Sep 2024 : 19.23 Views 16

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Komisi VIII Pertanyakan Tindakan Mensos Atasi Penurunan Kelas Menengah

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi VIII DPR RI mempertanyakan sikap Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam menangani fenomena penurunan kelas masyarakat menengah di Indonesia.

Anggota Komisi VIII Hidayat Nur Wahid mengatakan, fenomena tersebut seharusnya menjadi perhatian Kementerian Sosial (Kemensos). Sebab, hal ini akan mempengaruhi bonus demografi, dan keinginan mewujudkan target Indonesia Emas 2045.

“Apakah hal semacam ini juga sudah diperbincangkan, dibahas, dipersiapkan? bagaimana mengatasi komunitas yang tadinya kelas menengah kemudian menjadi rentan miskin? ini bagaimana kemudian mereka tidak menjadi miskin syukur-syukur menjadi menuju kelas menengah menjadi tidak miskin lagi,” ujar Hidayat dalam rapat dengan pendapat antara Komisi VIII bersama Kemensos, Selasa (3/9/2024).

Baca juga: Risma Tak Banyak Bersuara Saat Ditanya soal Kepastian Mundur dari Kabinet

Hidayat mengungkapkan, angka masyarakat kelas menengah di Indonesia pada 2019 mencapai 57,3 juta. Namun, pada 2024, angka tersebut turun menjadi 47,8 juta.

Penurunan sebanyak 9,48 juta masyarakat kelas menengah selama lima tahun terakhir sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, perlu ada upaya agar masyarakat kelas menengah tidak tergelincir masuk ke kategori miskin baru.

“Ini juga saya kira harus dipentingkan karena tentu Kementerian Sosial bagian dari pada seluruh kementerian yang akan menyambut bonus demografi menuju Indonesia Emas. Kalau namanya menurun dan jumlahnya sangat signifikan, menjadi menuju kepada rentan miskin, itu akan penyiapan generasi emas seperti apa?” tutur Hidayat.

Menanggapi hal ini, Risma mengaku belum memperoleh data pasti mengenai penurunan angka kelas menengah di Indonesia.

“Saya nyari ke sampai ke Kemenaker, sampai ke BPJS ketenagakerjaan, lewat Kadin, lewat Apindo enggak ada data itu,” kata Risma.

Baca juga: Risma Rapat Bareng Jokowi di Tengah Isu Mundur dari Kabinet

Meski demikian, dia memastikan Kemensos masih berusaha mencari data mengenai masyarakat kelas menengah yang turun kelas agar dapat diberikan bantuan. “

“Sekarang masih kami cari untuk mengajar itu tadi, supaya kelompok menengah ini yang rentan ini bisa kita cover,” kata Risma.

“Tapi data itu kan kami enggak miliki hingga hari ini, meskipun kami cari ke mana-mana,” ujarnya.

Baca juga: Mensos Risma Mau Mundur karena Ikut Pilkada Jatim, Jokowi: Itu Lebih Baik

Diberitakan sebelumnya, data BPS menunjukkan bahwa jumlah masyarakat kelas menengah terus menurun dari 2019 hingga 2024.

Jumlah penduduk kelas menengah tercatat 57,33 juta jiwa (21,45 persen) pada 2019, sebanyak 53,83 juta jiwa (19,82 persen) pada 2021, sebanyak 49,51 juta jiwa (18,06 persen) pada 2022, sebanyak 48,27 juta jiwa (17,44 persen) pada 2023, dan sebanyak 47,85 juta jiwa (17,13 persen) pada 2024.

Sementara itu, jumlah masyarakat menuju kelas menengah terus meningkat setiap tahunnya.

Pada 2019, jumlah masyarakat menuju kelas menengah mencapai 128,85 juta jiwa (48,20 persen), sebanyak 130,82 juta jiwa (48,17 persen) pada 2021, sebanyak 134,93 juta jiwa (49,21 persen) pada 2022, sebanyak 136,92 juta jiwa (49,47 persen) pada 2023, dan sebanyak 137,50 juta jiwa (49,22 persen) pada 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: negatif (88.9%)