JAKARTA, iNews.id - Kantor Imigrasi (Kanim) kelas II Ranai di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau telah menerbitkan sebanyak 1.070 paspor untuk masyarakat selama periode tahun anggaran 2024. Ribuan paspor yang diterbitkan ini merupakan hasil program eazy passport alias jemput bola ke rumah-rumah warga.

"Terkait paspor untuk saat ini telah menerbitkan 1.070 paspor, untuk paspor elektroniknya ada 184, sementara 886 paspornya merupakan paspor biasa," kata Kasie Lalu Lintas Izin Tinggal Keimigrasiaan Kanim Kelas II Ranai, Tedy Wibisono, Kamis (29/8/2024).

Baca Juga

Sandiaga Uno Puji Desain Paspor Baru Indonesia: Perkuat Identitas Tanah Air

Program jemput bola dilakukan petugas Kanim Kelas II Ranai dengan melakukan penjemputan ke rumah-rumah warga. Bahkan, petugas imigrasi akan melakukan perjalanan antarpulau agar masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan dokumen keimigrasiaan itu.

"Kami selalu menawarkan ke Camatnya untuk mengurus paspor. Minimal 20 orang lah, kita akan langsung bisa datang meluncur ke sana. Makanya sebetulnya lebih banyak yang mengurus lewat jemput bola daripada langsung ke kantor," jelas Tedy.

Baca Juga

4 Fakta Menarik Desain Paspor Baru Indonesia, Berwarna Merah dan Tidak Mudah Dipalsukan

Pada tahun ini, Kanim Kelas II Ranai menargetkan bisa menargetkan penerbitan paspor sebanyak 1.152. Artinya, Kanim Ranai kini telah berhasil melakukan realisasi sebesar 90 persen dari target yang ditentukan.

"Karena kalau tidak begitu sulit sekali untuk mendapatkan target yang di mana kita targetkan itu 1.000 paspor setiap tahun," ucapnya.

Baca Juga

Desain Baru Paspor Indonesia Diluncurkan, Yasonna: Tak Mudah Dipalsukan

Dalam kesempatan yang sama, Tedy menjelaskan pengajuan paspor yang dilakukan masyrakat Natuna biasanya digunakan untuk mengunjungi keluarganya yang berada di negara-negara tetangga. Sementara, menurutnya tidak ada pengajuan paspor dilakukan masyarakat Natuna untuk sekadar bekerja ke luar negeri.

"Paling kalau saya tanya itu untuk jenguk keluarga, kalau untuk bekerja itu ga ada di sini, biasanya kalau yang kerja itu di pulau Madura, atau berobat ke Penang. karena orang sini jangan salah, berobatnya ke penang, karena mungkin murah dan ada keluarga juga kan," tutupnya.

Editor : Faieq Hidayat