Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Event: Pilkada Serentak
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Pasang Peringatan Darurat Garuda Biru, Wanda Hamidah "Out" dari Golkar
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2024/08/21/66c6031685abf.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Wanda Hamidah menyatakan dirinya keluar dari Partai Golkar.
Wanda bahkan memasang konten "Peringatan Darurat" dalam unggahan di Instagram-nya ketika mengumumkan keluar dari Golkar.
"I'm out from Golkar. I don't wanna be in a wrong side of history. I love my country too much. Indonesia is not for sale," tulis Wanda, Rabu (21/8/2024).
Saat dikonfirmasi, Wanda Hamidah merasa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah terlalu membabi buta dalam bergerak.
Baca juga: Peringatan Darurat Garuda Biru Jadi Trending Topic di Medsos
Wanda mengaku tidak menyangka Jokowi bisa berbuat sejauh ini.
"Kenapa keluar dari Golkar? Kan sebetulnya juga aku melihat situasi politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya semuanya, secara keseluruhan kan terlalu, Jokowi membabi buta kalau bahasa aku. Itu sih sebetulnya. Membabi buta. Aku enggak menyangka akan segila ini untuk mengangkangi, melakukan upaya represif yang segila ini dalam mengangkangi, terutama hukum dan perundang-undangan gitu. Jadi mungkin hari ini klimaksnya ya," ujar Wanda kepada Kompas.com.
"Yang terkait upaya-upaya penjegalan, enggak cuma upaya-upaya penjegalan konsitusi. Terus kemudian sekarang masuk kepada upaya-upaya penjegalan partai politik," kata dia.
Wanda Hamidah mengatakan dirinya tidak menyangka partai sebesar Golkar dengan gampangnya "digergaji" oleh Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Riuh Putusan soal Pilkada, yang Ramai di Medsos Tetap Si Tukang Kayu
Dia menyebut mustahil eks Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mundur dengan sukarela tanpa intervensi.
"Saya enggak menyangka begitu gampangnya digergaji oleh Jokowi dengan pengunduran diri Airlangga yang saya juga lihat saya merasa pengunduran diri Airlangga kan juga bisa kita baca bukan sesuatu yang sukarela dilakukan," kata Wanda.
Wanda mengatakan, jika memang ingin menduduki Golkar, harus mengikuti koridor hukum yang berlaku dengan cara bermain cantik.
Dia menyebut seharusnya pihak-pihak yang ingin merebut Golkar dari Airlangga berkompetisi melalui forum Kongres.
"Jangan pakai upaya-upaya penjegalan dengan kasus-kasus apapun ya. Itu. Jangan di-black mail lah semua menteri-menteri. Semua partai kalau kita tahu saking rapuhnya negara ini, semua menteri saya rasa juga punya kasus ya. Gampang-gampang saja. Kan KPK sudah digerodoli oleh mereka sudah berapa tahun lalu dengan UU revisi mereka. Kan mereka juga yang revisi," kata Wanda.
"Jadi play nice lah. Kongres kalau kalah, kalah. Menang, menang. Itulah yang terjadi di dalam pilkada gitu. Di dalam pilkada juga upaya penggagalan yang hari ini dilakukan juga upaya-upaya langsung untuk merevisi tiba-tiba dalam 1 jam merevisi UU Pilkada kan juga aneh ya. Itu kan membabi buta itu namanya. Hanya untuk kemudian supaya koalisinya melenggang ke segala arah," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sentimen: negatif (100%)