Sentimen
Mewariskan Kemerdekaan
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2022/08/12/62f5e4d1bf269.jpg)
MAKNA kemerdekaan tidak sekadar menganti rezim penjajah dengan penguasaan anak bangsa.
Namun lebih dari itu, janji kemerdekaan kita adalah untuk melindungi segenap warga negara Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam perdamaian dunia. Ini adalah cita-cita bangsa sebagaimana telah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Kemerdekaan untuk bangsa Indonesia membawa dua tantangan besar. Pertama, pada prespektif eksternal, bagaimana mempertahankan kedaulatan negara dalam percaturan global.
Kedua, dalam konteks internal, adanya tantangan untuk mewujudkan cita-cita untuk menyejahterakan dan mencerdaskan bangsa. Dua hal ini menjadi pekerjaan yang harus dilakukan oleh generasi saat ini.
Pada percaturan global, tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini tidak mudah. Kedaulatan kita ditantang adanya gemuruh teknologi dan kompleksitas globalisasi.
Oleh karena itu, kemerdekaan kini memperoleh dimensi baru yang memerlukan pemahaman mendalam.
Makna kemerdekaan tidak lagi hanya berkaitan dengan bebasnya dari belenggu penjajahan fisik, melainkan juga melibatkan pembebasan dari kungkungan ekonomi, informasi, maupun budaya.
Kemampuan negara dalam mengelola informasi adalah salah satu tantangan berat di era digital. Jebolnya Pusat Data Nasional (PDN) membuat kedaulatan informasi menjadi terganggu.
Hal ini memicu problematika kompleks di berbagai bidang. Misal, hilangnya 800.000 data mahasiswa penerima KIP, lenyapnya 34 juta data paspor, hingga banyaknya akun pribadi direntas.
Tentunya perlu langkah progresif untuk menjaga sistem informasi yang dimiki oleh bangsa ini.
Penjajahan secara tidak langsung dari sektor ekonomi juga perlu diantisipasi dengan baik. Misal pangan kita yang kebanjiran impor beras dari luar negeri.
Impor beras Indonesia pada Mei 2024, naik lebih dari 900 persen dibandingkan dengan impor beras pada Mei 2023.
Demikian pula pada sektor sandang, pada bulan ini impor pakaian kita naik 55 persen lebih.
Jika hal ini dibiarkan berlarut, maka 275,5 juta jiwa penduduk Indonesia hanya akan menjadi pangsa pasar. Tanpa ada mitigasi yang baik, kondisi ini akan bisa menurunkan produktifitas nasional.
Di sisi lain akan membuat ketergantungan terhadap produk impor. Akhirnya produk-produk luar negeri akan menjajah pasar domestik kita.
Sentimen: negatif (57.1%)