Sentimen
Negatif (91%)
10 Agu 2024 : 06.18
Informasi Tambahan

Kasus: Narkoba, korupsi

Buntut Kejanggalan 26.415 Kontainer Dilepas, Menko Perekonomian Dilaporkan ke Bareskrim Polri

10 Agu 2024 : 06.18 Views 51

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Buntut Kejanggalan 26.415 Kontainer Dilepas, Menko Perekonomian Dilaporkan ke Bareskrim Polri

PIKIRAN RAKYAT - Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Rakyat (AMPERA), Ali Hasan, telah melaporkan dugaan kejanggalan terkait pelepasan 26.415 kontainer oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, pada 18 Mei 2024 ke Mabes Polri.

Hasan lantas mempertanyakan pelepasan kontainer yang tanpa sepengetahuan dan koordinasi antara kementerian terkait.

"Kami duga ada permainan kotor para importir dan Menko Ekonomi sehingga barang-barang impor tersebut bisa dibebaskan masuk" ujar Hasan di Bareskrim Polri, Jumat, 9 Agustus 2024.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi CPO Mangkrak, Kejagung Didesak Kembali Periksa Airlangga Hartanto

Ia menilai pelepasan itu janggal lantaran pada dua hari sebelum pelepasan tersebut tepatnya pada 16 Mei 2024, Dirjen Bea Cukai menyampaikan ke Menperin, Agus Gumiwang bahwa kontainer yang tertahan jumlahnya hanya 4.000, namun pada saat pelepasan menjadi berlipat ganda.

"Makanya kami menduga kuat ada yang memanfaatkan kebijakan tersebut agar kontainernya juga bisa keluar," katanya.

"Apalagi tambahan info pada Tanggal 7 Agustus 2024 kemarin, Pihak Kemenperin juga mengeluhkan bahwa sebahagian besar isi bahan bahan yang di impor tersebut data-datanya dari Bea Cukai belum disampaikan," sambungnya.

Hasan pun merasa heran, jika puluhan ribu kontainer itu dilepas begitu saja tanpa mempertimbangkan muatan di dalamnya. Terlebih pelepasan itu diduga kuat ada miskoordinasi antara lembaga terkait.

Ia berharap agar Bareskrim dapat mengusut kasus dugaan kejanggalan terkait pelepasan 26.415 kontainer hingga tidak pandang bulu.

"Inikan berbahaya, kalau isi kontainer tersebut hanya baja, elektronik atau sandang paling hanya berpengaruh terhadap industri dalam negeri, tapi gimana kalau isinya senjata, bahan kimia berbahaya atau kan bisa juga Narkoba?" tuturnya.***

Sentimen: negatif (91.4%)