Sentimen
Negatif (72%)
9 Agu 2024 : 08.57
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Hewan: Monyet

Ornamen Besi Raksasa Berbentuk Garuda di IKN Manfaatnya Dipertanyakan, Warganet Malah Singgung Bekantan

9 Agu 2024 : 08.57 Views 6

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Ornamen Besi Raksasa Berbentuk Garuda di IKN Manfaatnya Dipertanyakan, Warganet Malah Singgung Bekantan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu belakangan, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara jadi perbincangan hangat publik.

Salah satu yang jadi perbincangan adalah terkait ornamen besi raksasa yang dibuat menyerupai burung garuda.

Pegiat media sosial Aun Rahman melalui akun @aunrrahman di X, juga mempertanyakan terkait manfaat ornamen besi raksasa tersbeut.

"Izin bertanya 🙏. Jadi, Garuda yang besar itu cuma ornamen besi raksasa aja gitu, ya? Bukan tempat yang bisa dipakai aktivitas?" tanya Aun Rahman, dikutip Selasa (6/8/2024).

Warganet ramai merespons cuitan tersebut. Lebih dari 393 ribu pengguna X telah melihat cuitan itu. Sebagian dari mereka pun menjawab pertanyaan di kolom komentar.

"Yah gimana, bukan arsitek yg rancang tp malah pematung. Jadi bangunannya banyak yg cuma sekedar hiasan ga ada fungsinya. Tapi siapa tau kan ada ruang rahasianya, namanya jg istana 🙃," tulis warganet.

"Harusnya bangunan bukan ornamen tapi budget pas-pasan jadinya beda 😂," tambah lainnya.

"Lah itu emang buat dipanjat Beruk dan Bekantan, jgn mikir cuma aktivitas manusia aja dong," kelakar lainnya.

"Ada. Di tengahnya itu ada bangunan Kantor Presiden - namanya Istana Garuda skarang. Bag kiri kanan sayap itu nantinya akan jd atrium taman istana 🙂. Foto kantor presiden yg beredar kemarin, itu di dlm garuda ini. Kalo Bangunan yg depan, yg bnyk pilarnya, itu Istana Negara," urai netizen yang tampak lebih paham.

Untuk diketahui, sejumlah aktivis lingkungan mengkhawatirkan dampak negatif hadirnya IKN terhadap populasi bekantan (monyet berhidung panjang).

Dilansir dari situs berita lingkungan mongabay.co.id, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang dijadwalkan selesai pada tahun 2045 dengan perkirakan biaya $33 miliar yang tersebar di lahan seluas 256.000 hektar, akan menjadi “kota hutan hijau” dengan konstruksi pembangunan yang menimbulkan dampak kerusakan lingkungan minimal, dan mengacu pada emisi karbon nol bersih.

Meskipun pemerintah menyebut bahwa pembangunan IKN akan berorientasi lingkungan, baru-baru ini para peneliti Indonesia dan Ceko dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembangunan IKN dapat memberi ancaman terhadap ekosistem mangrove di Teluk Balikpapan, habitat kunci bagi populasi bekantan (Nasalis larvatus), satwa endemik Kalimantan.

Kelompok ilmuwan yang dipimpin Tri Atmoko, peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah melakukan sensus populasi di kawasan pengembangan kota baru Nusantara. Dari total populasi 3.907 individu, maka diperkirakan 1.449 individu akan terdampak dan tersingkir dari habitatnya karena pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung.

“Pemerintah Indonesia harus mematuhi komitmen publik terhadap prinsip pembangunan berkelanjutan. Pengembangan kota Nusantara perlu memperhatikan pentingnya keberadaan primata yang terancam punah ini dan keanekaragaman hayati yang ada,” tulis mereka dalam makalah yang diterbitkan pada bulan Januari di jurnal Environmental Monitoring and Assessment. (bs-sam/fajar)

Sentimen: negatif (72.7%)