Sentimen
Netral (99%)
30 Jul 2024 : 07.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Morowali, Kartini

Luhut Pandjaitan: Indonesia Akan Bangun Pusat Riset Baterai Kendaraan Listrik di Morowali

30 Jul 2024 : 07.02 Views 3

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Luhut Pandjaitan: Indonesia Akan Bangun Pusat Riset Baterai Kendaraan Listrik di Morowali

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan bahwa Indonesia akan mendirikan pusat riset baterai kendaraan listrik (EV) di Morowali, Sulawesi Tengah. Pengumuman ini disampaikan Luhut dalam acara International Battery Summit di Jakarta pada Senin.

"Kami akan memiliki pusat riset kami sendiri. Sepertinya, saat ini Prof Kartini (pendiri National Battery Research Institute) sudah punya riset seperti ini, tetapi kami (pemerintah) ingin membuat pusat riset yang lebih besar di Morowali," ujar Luhut, dikutip dari ANTARA.

Luhut mengajak berbagai institusi terkait, termasuk universitas ternama di Indonesia, untuk berkolaborasi dalam pengembangan pusat riset tersebut. Selain itu, 42 pemuda Indonesia telah dikirim ke China untuk memperoleh gelar di industri ini dan menjadi bagian dari riset di Morowali. Sejumlah periset dari China juga akan diundang untuk mengembangkan pusat riset baterai EV tersebut.

"Pusat riset ini akan menjadi batu lompatan bagi industri kendaraan listrik di Indonesia," tegas Luhut. Dia menambahkan bahwa Indonesia tidak akan hanya menjadi penonton dalam perkembangan industri ini, tetapi akan memainkan peran vital.

Luhut juga menyatakan bahwa industri daur ulang baterai motor listrik dan mobil listrik telah dibangun di Morowali. Menurutnya, daur ulang baterai EV adalah bagian penting dalam membangun industri hijau.

Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Airlangga Hartarto, sebelumnya mengatakan bahwa KEK di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, bergerak di bidang hilirisasi nikel berbasis industri hijau. KEK ini menargetkan investasi sebesar Rp135,38 triliun dengan serapan tenaga kerja sekitar 136.000 orang. KEK ini berfokus pada produksi dan pengolahan nikel dengan berbagai teknologi canggih, termasuk penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PTLGU) dan teknologi Fully Enclosed Submerged Electric Furnace.

Dengan inisiatif ini, Indonesia berambisi untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik global dan memperkuat posisinya dalam ekonomi hijau.

4o

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan bahwa Indonesia akan mendirikan pusat riset baterai kendaraan listrik (EV) di Morowali, Sulawesi Tengah. Pengumuman ini disampaikan Luhut dalam acara International Battery Summit di Jakarta pada Senin.

"Kami akan memiliki pusat riset kami sendiri. Sepertinya, saat ini Prof Kartini (pendiri National Battery Research Institute) sudah punya riset seperti ini, tetapi kami (pemerintah) ingin membuat pusat riset yang lebih besar di Morowali," ujar Luhut.

Luhut mengajak berbagai institusi terkait, termasuk universitas ternama di Indonesia, untuk berkolaborasi dalam pengembangan pusat riset tersebut. Selain itu, 42 pemuda Indonesia telah dikirim ke China untuk memperoleh gelar di industri ini dan menjadi bagian dari riset di Morowali. Sejumlah periset dari China juga akan diundang untuk mengembangkan pusat riset baterai EV tersebut.

"Pusat riset ini akan menjadi batu lompatan bagi industri kendaraan listrik di Indonesia," tegas Luhut. Dia menambahkan bahwa Indonesia tidak akan hanya menjadi penonton dalam perkembangan industri ini, tetapi akan memainkan peran vital.

Luhut juga menyatakan bahwa industri daur ulang baterai motor listrik dan mobil listrik telah dibangun di Morowali. Menurutnya, daur ulang baterai EV adalah bagian penting dalam membangun industri hijau.

Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Airlangga Hartarto, sebelumnya mengatakan bahwa KEK di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, bergerak di bidang hilirisasi nikel berbasis industri hijau. KEK ini menargetkan investasi sebesar Rp135,38 triliun dengan serapan tenaga kerja sekitar 136.000 orang.

KEK ini berfokus pada produksi dan pengolahan nikel dengan berbagai teknologi canggih, termasuk penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PTLGU) dan teknologi Fully Enclosed Submerged Electric Furnace.

Sentimen: netral (99.7%)