Sentimen
Positif (88%)
19 Jul 2024 : 17.00
Informasi Tambahan

Kasus: korupsi

Krisis Etika Pejabat Negara

19 Jul 2024 : 17.00 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Krisis Etika Pejabat Negara

PENGELOLAAN dan pemeliharaan etika dalam administrasi publik merupakan landasan yang vital bagi integritas dan efektivitas negara.

Ketika belum lama ini pemimpin tertinggi seperti Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) dipecat atau mundur karena pelanggaran etika, karuan saja dampaknya tidak terbatas pada individu atau lembaga, tetapi memengaruhi juga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan dan sistem hukum.

Dari sana pula dapat ditelusuri bahwa krisis etika di kalangan pejabat negara sering kali mencakup berbagai bentuk pelanggaran, seperti konflik kepentingan, penyalahgunaan wewenang, atau praktik korupsi.

Ini tidak hanya merusak reputasi individu yang terlibat, melainkan pula meruntuhkan fondasi kepercayaan publik.

Ketika masyarakat kehilangan keyakinan pada integritas pemimpin mereka, hal ini dapat mengganggu stabilitas politik dan sosial.

Juga mengurangi efektivitas pemerintahan dalam memenuhi kebutuhan rakyat. Penegakan hukum yang tidak konsisten atau lemah terhadap pelanggaran etika juga merupakan faktor yang memperburuk krisis ini.

Etika jabatan dalam administrasi publik merujuk pada serangkaian prinsip, standar, dan nilai yang mengatur perilaku moral para pejabat tinggi, atau aparatur pemerintah. Etika ini mencakup ajaran-ajaran moral serta asas-asas perilaku yang baik dan benar.

Dalam konteks tata negara, etika memainkan peran sangat penting dalam menjaga integritas, transparansi, dan akuntabilitas pejabat publik. Sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi negara atau pemerintahan.

KPK, KPU, dan MK tentu saja sebagai lembaga tinggi memiliki pandangan yang relevan mengenai pentingnya etika jabatan dalam administrasi publik.

Dalam doktrinya, KPK menekankan bahwa etika jabatan merupakan benteng utama dalam pencegahan korupsi.

Tanpa etika yang kuat, pengawasan dan penegakan hukum saja tidak cukup untuk mencegah korupsi. Etika jabatan membantu membentuk karakter dan integritas, sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan jujur dan berintegritas tinggi.

Sedangkan dari perspektif doktrin KPU, etika jabatan sangat penting untuk menjaga kredibilitas dan keadilan dalam proses pemilihan umum.

Etika yang kuat memastikan semua pegawai KPU bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan non-partisanship.

Apalagi MK, pastilah doktrinnya memiliki pandangan bahwa etika jabatan adalah fondasi utama dalam menjaga kepercayaan publik terhadap sistem peradilan konstitusional.

Etika yang kuat memastikan bahwa hakim dan staf MK menjalankan tugasnya dengan objektivitas, integritas, dan tanpa pengaruh dari luar.

Sentimen: positif (88.6%)