Sentimen
Negatif (99%)
17 Jul 2024 : 16.12
Tokoh Terkait
Dandhy Laksono

Dandhy Laksono

Isaac Herzog

Isaac Herzog

Kaitkan Dengan Pertemuan Cendekiawan NU Dengan Presiden Israel, Dandhy Laksono: Orang Papua Semakin Minoritas di Kampung Halamannya

17 Jul 2024 : 16.12 Views 5

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Kaitkan Dengan Pertemuan Cendekiawan NU Dengan Presiden Israel, Dandhy Laksono: Orang Papua Semakin Minoritas di Kampung Halamannya

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film "Dirty Vote", Dandhy Laksono memberi pandangannya terkait kunjungan dan pertemuan delapan cendekiawan Indonesia dengan Presiden Israel.

Sebelumnya, dalam salah satu unggahannya sebelum dihapus, Zen terlihat berfoto bersama para Nahdliyin lainnya, Presiden Israel Isaac Herzog, dan beberapa pejabat Israel.

Kemudian di caption unggahan tersebut, Zen menjelaskan bahwa dirinya bukan seorang demonstran, melainkan seorang filsuf-agamawan.

Dan untuk pertemuan ini sendiri disebutnya sebagai untuk berdiskusi dan menyampaikan gagasan dengan Presiden Israel itu.

"BERBINCANG LANGSUNG DENGAN PRESIDEN ISRAEL. Saya bukan demonstran, melainkan filsuf-agamawan. Alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan," tulis Zen.

Melihat hal ini, publik kemudian ramai menjadi pembahasan. Mengingat agresi militer besar-besaran yang saat ini dilakukan oleh Israel ke Palestina.

Dandhy Laksono melalui cuitan di akun X pribadinya membahas hal ini dan menyinggung terkait intoleransi serta Bhinneka.

“Intoleransi itu nyata. Orang ibadah dibubarkan atau dianggap sesat, itu ancaman pada Bhinneka,” tulis Dandhy Laksono

“Tapi Bhinneka yang genuine dan (proyek) politik, juga mudah dibedakan,” ujarnya.

Lanjut, ia membahas terkait menghormati agama leluhur. Dan lebih jauh Dandhy membahas terkait Papua yang nasib juga hampir sama dengan Palestina.

Hanya saja, mereka tidak mendapatkan banyak perhatian seperti yang di dapatkan oleh Palestina.

“(1) Yang genuine juga akan menghormati agama leluhur Nusantara yang eksistensinya dihabisi kapitalisme tambang, industri kayu, atau sawit bahkan Proyek Strategis Nasional.

(2) Bhinneka yang genuine tak akan melihat Papua sebagai perkara "separatisme" atau "terorisme" OPM, seperti propaganda Israel terhadap Palestina dengan menciptakan narasi radikalisme, anti-semitisme, bahkan terorisme. Dan mereduksi akar masalah 80 tahun sebatas "Hamas",” sebutnya.

Terkait Papua, ia mengaitkan hal ini dengan Palestina yang membuat orang asli yang berasal dari sana semakin minoritas.

“Lebih jauh, penjaga Bhinneka yang genuine justru gelisah mendapati bahwa orang Papua kini makin minoritas di kampungnya sendiri akibat:

(1) Politik demografi (mirip politik pendudukan Israel), (2) Marjinalisasi kehidupan sosial ekonomi, (3) Penyebaran HIV/AIDS, (4) Kerusakan sumber daya alam yang memicu gizi buruk dan kelaparan, serta (5) Kematian demi kematian akibat operasi militer selama 60 tahun,” terangnya.

(Erfyansyah/fajar)

Sentimen: negatif (99.2%)