Sentimen
Negatif (98%)
12 Jul 2024 : 09.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Guntur

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Sentil Jokowi soal Impor Pengadaan Barang dan Jasa Daerah, Guntur Romli: Hanya Bisa Geram Selama 10 Tahun?

12 Jul 2024 : 09.40 Views 13

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Sentil Jokowi soal Impor Pengadaan Barang dan Jasa Daerah, Guntur Romli: Hanya Bisa Geram Selama 10 Tahun?

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP, Mohamad Guntur Romli, mendadak memberikan komentarnya terhadap Presiden Jokowi.

Hal ini terkait dengan pernyataan Jokowi yang mengaku geram karena pengadaan barang dan jasa di daerah kebanyakan impor.

Guntur Romli mempertanyakan keberadaan dan efektivitas kepemimpinan Jokowi selama masa pemerintahannya.

Menurutnya, ada yang janggal jika selama 10 tahun masa kepemimpinan Jokowi, masalah impor baru menjadi perhatian utama sekarang.

"Hanya bisa geram, geram selama 10 tahun?," kata Guntur Romli dalam keterangannya di aplikasi X @GunRomli (10/7/2024).

Guntur Romli menambahkan bahwa masalah impor bukanlah isu baru dan seharusnya sudah mendapat perhatian sejak awal pemerintahan Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengadaan barang dan jasa di daerah yang mayoritas berasal dari luar negeri.

Jokowi menegaskan bahwa seharusnya pengadaan ini bisa memanfaatkan produk dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Jokowi mencatat bahwa serapan anggaran daerah untuk produk dalam negeri masih berada di angka 41 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menekankan pentingnya menjaga inflasi yang saat ini berada dalam tren baik.

Ia memerintahkan kepala daerah untuk melakukan intervensi jika terjadi kenaikan harga di pasar.

Jokowi juga mengungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini, meskipun ada berbagai tantangan global.

Selain itu, Jokowi menyoroti kemampuan pemerintah dalam mengendalikan inflasi pada bulan Juni yang berada di angka 2,5 persen.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: negatif (98.5%)