Sentimen
Negatif (98%)
10 Jul 2024 : 05.30
Informasi Tambahan

BUMN: PLN

PSEL Makassar Bakal Bakar 1.300 Ton Sampah Tiap Hari, Tiap Ton Pemerintah Bayar Rp380 Ribu

10 Jul 2024 : 05.30 Views 8

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

PSEL Makassar Bakal Bakar 1.300 Ton Sampah Tiap Hari, Tiap Ton Pemerintah Bayar Rp380 Ribu

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pembangkit Sampah Energi Listrik (PSEL) yang bakal dibangun di Makassar disebut bisa membakar 1.300 ton sampah tiap harinya. Proyek Strategis Nasional itu rencananya akan dimulai tahun ini pembangunannya.

Tim Penilai PSEL Makassar, Iksan Latif mengatakan pembangunan proyek dengan nilai investasi Rp3,1 triliun itu akan memakan waktu dua tahun. Pembangunan mulanya direncanakan Juli, namun kemungkinan molor hingga Agustus 2024.

“Tapi tahun ini ya harus, tahun ini harus groundbreaking,” kata Iksan saat ditemui di Hotel Best Western Plus, Makassar, Selasa (9/7/2024).

Proyek yang berlokasi di Tamalanrea, Makassar itu nantinya akan ada dua insinerator. Tiap insinerator bisa membakar 650 ton sampah per harinya. Jadi total 1.300 ton.

Tiap ton sampah yang dibakar, kata Iksan, pemerintah akan membayar pada PT Sarana Utama Sinergi (SUS) selaku pemenang tender sebesar Rp380 ribu. Pembayaran Rp380 ribu itu dananya dari pemerintah pusat dan Pemerintah Kota (Pemkot).

“Untuk setiap ton yang dibakar, pemerintah harus membayar Rp380 ribu, kemudian Rp380 ribu itu dananya sebagian dari Pemkot dan sebagian dana APBN pemerintah pusat,” jelasnya.

Sampah yang dibakar nantinya sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa atau TPA Antang yang telah dipilah. Sampah yang punya nilai jual akan diberikan pada Pemkot.

“Apa yang dimanfaatkan PT SUS untuk mengolah sampah di TPA Tamangapa. Yang plastik, yang ada nilai jualnya diserahkan ke pemkot untuk dijual. Yang tidak layak, dibakar dibawa ke PSEL,” terangnya.

Praktik itu, kata dia akan berlangsung selama sepuluh tahun. Target agar di tahun itu TPA Tamangapa sudah bisa bersih. “Jadi selama 10 tahun TPA Tamangapa bersih. Menjadi sebuah taman. Targetnya 10 tahun ke depan,” ucapnya.

Rekan Konsultan PT SUS, Ramdan dalam kesempatan sama mengatakan energi listrik yang dihasilkan dari dua insinerator itu 31 Megawatt (MW). Namun hanya 26 MW yang bisa disalurkan ke PLN.

Meski begitu, ia mengatakan kehadiran di Makassar pada dasarnya untuk mengatasi persoalan sampah. Terutama di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa atau yang dikenal dengan TPA Antang. “Perlu kami highlight, kehadiran PSEL di Makassar sebenarnya menjadi background utamanya karena Makassar sudah sangat darurat sampah. Apalagi TPA,” ucapnya.

Karenanya, ia menyebut fokusnya bukan hanya pada energi yang dihasilkan. “Jadi walaupun kapasitas listrik yang disalurkan 26 Mega Watt. Tapi kami membantu mengatasi sampah yang ada di Makassar. Terutama di TPA,” klaimnya. (Arya/Fajar)

Sentimen: negatif (98.4%)