PIKIRAN RAKYAT - Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen menyampaikan, perbedaan signifikan harga obat antara Indonesia dan Malaysia menjadi perhatian serius. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga obat di Indonesia lebih mahal hingga tiga sampai lima kali lipat dibandingkan dengan Malaysia.

Dia menuturkan pertama, inefisiensi dalam tata kelola perdagangan sektor kesehatan menjadi salah satu faktor utama. Kedua, biaya-biaya tambahan yang muncul dari proses tata kelola yang kurang transparan turut berkontribusi pada tingginya harga obat.

"Biaya-biaya ini mungkin berasal dari jalur distribusi yang panjang, biaya administrasi yang tidak perlu, dan berbagai pungutan lain yang seharusnya bisa dihindari," ucap Nabil dikutip dalam keterangannya, Minggu 7 Juli 2024.

Kemudian, Nabil mengatakan adanya perbedaan dalam kebijakan harga dan regulasi antara kedua negara. Karena itu, lanjut Ia, untuk menekan mahalnya harga obat, intervensi negara sangat diperlukan beberapa langkah diantaranya meningkatkan transparansi dan efisiensi tata kelola.

Baca Juga: Pelatih Prancis Ungkap Alasan Kylian Mbappe Melempem di Euro 2024

"Memperbaiki sistem distribusi dan pengadaan obat dengan mengurangi jalur birokrasi yang tidak perlu dan memastikan semua proses berjalan secara transparan," tuturnya.

Lalu Ia juga menyarankan penerapan regulasi yang lebih ketat terkait harga obat dan mengawasi pelaksanaannya agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan berlebihan dari harga obat yang tinggi.

"Penguatan peran pemerintah, kolaborasi antar Kementerian dan lembaga, hingga penggunaan teknologi," katanya.

Ia berharap dengan langkah-langkah tersebut, harga obat di Indonesia dapat lebih terjangkau dan aksesibilitas masyarakat terhadap obat-obatan esensial semakin meningkat.

"Kami di DPR RI siap mendukung langkah-langkah yang akan diambil pemerintah untuk memastikan harga obat lebih terjangkau bagi masyarakat," ujar Politikus PDIP tersebut.***