FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto kembali bersuara mengenai kasus tewasnya Afif Maulana (13) yang ditutup Polda Sumatera Barat (Sumbar).

Bukan hanya menutup kasus tersebut, Polda Sumatera Sumbar juga dikabarkan tengah memburu pihak yang membuat kasus tersebut viral.

"Maju terus jangan mau menerima kebohongan," ujar Gigin dalam keterangannya di aplikasi X @giginpraginanto (4/7/2024).

Gigin menaruh rasa curiga bahwa kekerasan yang dialami Afif dan rekan-rekannya merupakan atas perintah pimpinan.

"Kekerasan terhadap Afif dkk mungkin atas perintah atasan sehingga ada upaya untuk melindungi pelaku," ucapnya.

Bukan hanya melindungi, pihak Kepolisian juga disebut melakukan intimidasi terhadap Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang.

"Bahkan dengan melakukan intimidasi termasuk terhadap LBH Padang," tandasnya.

Sebelumnya, Polda Sumbar menyatakan akan tetap memburu orang yang memviralkan kasus tewasnya Afif Maulana, bocah 13 tahun yang ditemukan tewas di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, pada Minggu (9/6/2024) lalu.

Alasan di balik pengejaran ini adalah dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta tindakan trial by the press oleh pihak yang memviralkan kasus tersebut.

Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumbar Komisaris Besar Polisi Dwi Sulistyawan saat konferensi pers pada Selasa (2/7/2024) kemarin, di Mapolda Sumbar.

Dwi Sulistyawan menjelaskan bahwa saat ini Polda Sumbar fokus pada kasus utama, yaitu menyelidiki kematian Afif Maulana.

Ia menegaskan bahwa upaya memburu orang yang memviralkan kasus ini akan dilakukan setelah penyelidikan kematian Afif selesai.

(Muhsin/fajar)