Sentimen
Positif (98%)
27 Jun 2024 : 02.33
Informasi Tambahan

Kasus: stunting, kecelakaan

Pasangan yang Mau Nikah Diminta Hemat Biaya Prewedding, Jangan Terlalu Membesar-besarkan yang Tak Penting

27 Jun 2024 : 02.33 Views 9

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Pasangan yang Mau Nikah Diminta Hemat Biaya Prewedding, Jangan Terlalu Membesar-besarkan yang Tak Penting

PIKIRAN RAKYAT - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meminta pasangan yang akan menikah agar bisa menghemat biaya pranikah (prewedding). Dana itu sebaiknya dipakai untuk hal yang lebih berguna seperti pemeriksaan serta perawatan kesehatan pasangan.

"Pesan praktisnya itu jangan terlalu membesar-besarkan yang enggak penting. Contohnya prewedding," kata Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo di Jawa Tengah, Rabu 26 Juni 2024.

"Kita itu bisa mencapai puluhan juta rupiah, bahkan ada yang sampai ratusan juta rupiah," ucapnya menambahkan.

Menurut Hasto Wardoyo, biaya sebesar itu lebih baik dipakai untuk tes darah atau mengonsumsi obat penambah darah. Sehingga, ada perbaikan kualitas kesehatan pasangan.

"Konsepsi untuk tes HB (hemoglobin), minum tablet tambah darah, itu dikerjakan. Padahal itu murah banget, bahkan ada yang gratis. Itu pesan saya," ujarnya.

Jangan Nikah Terlalu Muda, tapi Jangan Terlalu Tua Juga

Hasto Wardoyo juga meminta agar anak-anak muda tidak menikah pada usia yang terlalu dini atau terlalu tua, kemudian tidak terlalu dekat jarak kehamilan serta tidak terlalu sering hamil.

"Jangan terlalu muda nikah. Jangan terlalu tua juga (minimal 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria). Kemudian jangan terlalu sering hamil (jarak kehamilan terlalu dekat)," tuturnya.

"Satu lagi jangan terlalu banyak. Sebetulnya target kita anak itu 2,1 (untuk setiap pasangan menikah)," ucap Hasto Wardoyo menambahkan.

Perilaku Hubungan Bebas Remaja

Lebih lanjut, dia juga menyoroti perilaku hubungan badan pada anak muda yang dilakukan pada usia yang semakin dini serta dilakukan sebelum menikah.

"Remaja-remaja kita hubungan seksnya maju tapi nikahnya mundur. Jadi sekarang hampir 74 persen remaja laki-laki dan 69 persen remaja perempuan sudah hubungan seks antara usia 15 sampai 19 tahun. Tapi nikahnya di atas 22 tahun," kata Hasto Wardoyo.

Menurutnya, berhubungan badan di luar nikah bisa berdampak sistemik, misalnya lahirnya anak yang stunting.

"Jadi kalau nanti banyak seks di luar nikah, otomatis banyak kejadian harus pakai dispensasi karena harus nikah, karena kecelakaan hamil di luar nikah. Anaknya akhirnya tidak terurus, stunting juga," tutur Hasto Wardoyo.

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa pendidikan seks sangat vital bagi kaum muda. Salah satunya, untuk menyelamatkan organ reproduksi serta mencegah penularan penyakit.

"Kalau menurut saya pendidikan seks itu penting. Dan itu bukan pendidikan hubungan seks. Tujuannya bagaimana menyelamatkan organ reproduksi, supaya tidak ada penyakit menular. Sementara ini masih banyak menganggap tabu. Padahal kuncinya ada di sana," ujar Hasto Wardoyo.***

Sentimen: positif (98.5%)