Sentimen
Negatif (84%)
27 Jun 2024 : 00.50

Pembukaan Lahan, BMKG Khawatir Berdampak pada Keakuratan Data Stasiun

27 Jun 2024 : 00.50 Views 10

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Pembukaan Lahan, BMKG Khawatir Berdampak pada Keakuratan Data Stasiun

FAJAR.CO.ID, SUMBAR-- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengkhawatirkan dampak dari pembukaan lahan oleh masyarakat di sekitar Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terhadap keakuratan data yang dikumpulkan oleh stasiun tersebut.

Stasiun GAW Bukit Kototabang merupakan salah satu dari hanya 30 stasiun GAW di dunia yang memiliki aturan ketat dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), termasuk keharusan untuk terhindar dari polusi udara.

Perekayasa Utama BMKG, Urip Haryako, menyampaikan kekhawatiran bahwa pembukaan lahan yang tidak terkendali di sekitar stasiun ini bisa mengganggu kualitas data yang dikumpulkan.

"Saat ini memang belum mengganggu secara signifikan. Namun, BMKG khawatir pembukaan lahan di sekitar stasiun ini meluas dan tidak terkendali," kata Perekayasa Utama BMKG Urip Haryako di Padang, Rabu, dikutip dari ANTARA.

Contohnya, pembakaran sampah oleh masyarakat sekitar dapat menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang langsung terdeteksi oleh stasiun GAW.

Meskipun saat ini BMKG masih dapat mengidentifikasi dan mengeliminasi dampak karbon dioksida dari pembakaran sampah, namun yang menjadi keprihatinan adalah dampak jangka panjangnya terhadap keakuratan data stasiun.

BMKG menekankan pentingnya pengendalian perluasan lahan di sekitar stasiun agar tidak merusak lingkungan dan data yang dikumpulkan.

Kepala Stasiun GAW Bukit Kototabang, Sugeng Nugroho, mengungkapkan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan di sekitar stasiun.

Hal ini dilakukan agar hasil pemantauan atmosfer yang diperoleh tetap diakui secara internasional.

Di sisi lain, BMKG juga memahami bahwa perluasan lahan bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat lokal.

Mereka mengusulkan agar warga yang telah membuka lahan untuk menanam tanaman produktif seperti pisang atau durian, yang tidak hanya memiliki nilai ekonomis tetapi juga dapat meningkatkan kualitas udara di sekitar stasiun. (*)

Sentimen: negatif (84.2%)