Sentimen
Negatif (94%)
25 Jun 2024 : 16.06
Informasi Tambahan

BUMN: BSI

Event: KTT ASEAN

Kab/Kota: Labuan Bajo, Manggarai

Kasus: serangan siber

Tokoh Terkait
Alfons Tanujaya

Alfons Tanujaya

Kader Muhammadiyah Soroti Gangguan Sistem yang Pernah Dialami BSI: Berdampak pada Transaksi Ribuan AUM

25 Jun 2024 : 16.06 Views 5

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Kader Muhammadiyah Soroti Gangguan Sistem yang Pernah Dialami BSI: Berdampak pada Transaksi Ribuan AUM

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Muhammadiyah di daerah kini mulai menarik dana yang disimpan di Bank Syariah Indonesia (BSI), seiring dengan pelaksanaan instruksi PP Muhammadiyah berdasarkan memo nomor 320/I.0/A/2024 mengenai konsolidasi dana.

Salah seorang kader Muhammadiyah menyoroti gangguan sistem yang pernah dialami BSI di tengah langkah tegas Muhammadiyah menarik dananya dari BSI.

Khafid Sirotudin, Ketua Lembaga Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LP UMKM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, mengungkapkan perhatian Muhammadiyah terhadap hubungannya dengan BSI, termasuk insiden serangan siber yang pernah terjadi pada sistem bank tersebut.

Pada Mei 2023, bebernya, sistem transaksi BSI mengalami gangguan serius selama lima hari, mengakibatkan jutaan nasabah tidak dapat melakukan transaksi.

"Pada minggu kedua bulan Mei 2023, BSI mengalami gangguan sistem transaksi selama 5 hari. Ini menyebabkan keluhan besar dari jutaan nasabah yang tidak dapat melakukan transaksi keuangan, baik melalui layanan manual maupun digital banking," ungkapnya, dikutip dari laman resmi PWM Jawa Tengah, Sabtu (22/6/2024).

Sirotudin menambahkan bahwa insiden tersebut sangat berdampak pada transaksi ribuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang menggunakan BSI sebagai mitra perbankan.

Hal ini mendorong Syafrudin Anhar, Wakil Ketua Lembaga Pengembang UMKM PPM, untuk menyoroti pentingnya perlindungan hak nasabah perbankan sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Perlu diketahui, layanan BSI yang bermasalah ini disebabkan oleh serangan siber pada sistem mereka, seperti yang diakui oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Menurut Erick, serangan siber terhadap sistem BSI menyebabkan layanan bank syariah ini mengalami gangguan.

"Ada serangan, saya bukan ahlinya, tapi disebutin three point apalah itu, sehingga mereka (BSI) down hampir satu hari kalau tidak salah," ujarnya kepada awak media di sela-sela KTT ASEAN di Manggarai Barat, Labuan Bajo, pada Rabu (10/5/2023).

Pusat Data Nasional Diserang Ransomware, Senasib dengan yang Pernah Dialami BSI?

Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) juga mengonfirmasi bahwa mereka diserang oleh ransomware. Serangan ini mirip dengan yang dialami oleh bank syariah terbesar di Indonesia pada tahun 2023, yakni Bank Syariah Indonesia, yang menyebabkan layanan mereka lumpuh sementara.

Meskipun manajemen BSI saat itu mengklaim bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh maintenance sistem, beberapa pakar keamanan siber meyakini bahwa ini adalah serangan ransomware.

Alfons Tanujaya, seorang peneliti dari Virus.com, mengatakan bahwa gejala yang dialami BSI saat itu menunjukkan kemungkinan serangan ransomware.

"Isu ini memang begitu, tetapi tanpa bukti yang konkret, kita tidak bisa memastikan. Tapi gejalanya mencurigakan," ujarnya kepada fajar.co.id pada Rabu (10/5/2023).

Alfons menjelaskan bahwa dalam serangan ransomware, semua layanan seperti internet banking, mobile banking, dan ATM tidak dapat diakses. "Ini menunjukkan bahwa ada masalah pada basis data mereka," tambahnya.

Menurut Alfons, prosedur operasional standar seharusnya mencakup cadangan data untuk mengatasi gangguan seperti ini, namun kondisi yang terjadi pada BSI tampak lebih serius dengan pemulihan yang memakan waktu lebih dari setengah hari. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa serangan yang terjadi mungkin merupakan serangan ransomware, yang cenderung menargetkan basis data dan backup yang krusial bagi sistem perbankan. (fajar/eds)

Sentimen: negatif (94.1%)