Sentimen
Positif (96%)
30 Mei 2024 : 21.14
Informasi Tambahan

BUMN: BUMD

Tokoh Terkait
Dandhy Laksono

Dandhy Laksono

Gaji Karyawan Dipotong 3 Persen untuk Tapera, Dandhy Laksono: Pe-nya Penipu?

30 Mei 2024 : 21.14 Views 4

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Gaji Karyawan Dipotong 3 Persen untuk Tapera, Dandhy Laksono: Pe-nya Penipu?

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Gaji karyawan swasta bakal dipotong 3 persen untuk Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Hal itu menuai kritik dari berbagai pihak.

Jurnalis investigasi Dandhy Laksono meminta Presiden Jokowi mendatangi kantor Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS).

“Mampirlah ke kantor BPJS Ketenagakerjaan. Rakyat ngurus jaminan yang istilahnya gagah-gagah: Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, Jaminan Kehilangan Pekerjaan,” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Rabu (29/5/2024).

Alih-alih disebut jaminan sosial. Dandhy menyebutnya sebagai jaminan sampai bulan depan.

“Kadang terdengar, jumlah yang diklaim lebih cocok disebut "Jaminan Sampai Bulan Depan",” ucapnya.

Tidak sampai di situ, ia juga memplesetkan akronim Tapera. Ia menyebut Pe-nya sebagai penipu.

“Apalagi TAPERA. Pe-nya penipu?” pungkasnya.

Adapun dasar pemotongan gaji karyawan 3 persen melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tapera yang diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Mei 2024.

Pada pasal 5 PP Tapera ini disebutkan, tiap pekerja dengan usia paling rendah 20 tahun atau sudah kawin yang memiliki penghasilan paling sedikit sebesar upah minimum, wajib menjadi peserta Tapera.

Kemudian pada Pasal 7 merinci jenis pekerja yang wajib menjadi peserta Tapera, tidak hanya PNS atau ASN dan TNI-Polri, serta BUMN, melainkan termasuk pekerja swasta dan pekerja lainnya yang menerima gaji atau upah.

Tidak sampai di situ, Pasal 68 PP itu telah ditegaskan kepada para pemberi kerja untuk mendaftarkan para pekerjanya kepada BP Tapera paling lambat tujuh tahun sejak tanggal berlakunya PP 25/2020 pada 20 Mei 2020. Artinya pendaftaran itu harus dilakukan pemberi kerja mulai 2027.

Tapera ini dibayarkan oleh pemberi kerja dan pekerja itu sendiri. Sedangkan simpanan peserta pekerja mandiri dibayarkan oleh pekerja mandiri itu sendiri atau si freelancer.

Besaran simpanan peserta itu ditetapkan berdasarkan persentase tertentu, bergantung gaji atau upah yang dilaporkan setiap bulan untuk peserta pekerja. Kemudian penghasilan rata-rata setiap bulan dalam satu tahun takwim sebelumnya dengan batas tertentu untuk peserta pekerja mandiri.

Untuk persentase besaran simpanan paling baru ditetapkan dalam Pasal 15 PP 21/2024. Dalam Pasal 15 ayat 1 PP itu disebutkan besaran simpanan pemerintah tetapkan sebesar 3% dari gaji atau upah untuk peserta pekerja dan penghasilan untuk peserta pekerja mandiri.

Ayat 2 Pasal 15 nya mengatur tentang besaran simpanan peserta pekerja yang ditanggung bersama oleh pemberi kerja sebesar 0,5% dan pekerja sebesar 2,5%. Sedangkan untuk peserta pekerja mandiri atau freelancer ditanggung sendiri oleh mereka sebagaimana diatur dalam ayat 3.

Lalu untuk pekerja BUMN, BUMD, dan swasta diatur oleh menteri yang menyelenggarakan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. Sementara itu, untuk pekerja mandiri diatur oleh BP Tapera, namun dasar perhitungan untuk menentukan perkalian besaran simpanannya dihitung dari penghasilan yang dilaporkan.

Pasal 20 PP Tapera pun menyebutkan pemberi kerja wajib menyetorkan simpanan Tapera setiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dari bulan simpanan yang bersangkutan ke Rekening Dana Tapera.

Bagi pekerja mandiri atau freelancer juga demikian, setiap tanggal 10. Jika tanggal 10 hari libur, maka simpanan dibayarkan pada hari kerja pertama setelah hari libur tersebut.
(Arya/Fajar)

Sentimen: positif (96.9%)