Di Tengah Persoalan UKT Mahal, Anas Urbaningrum Ungkit Janji Politik Prabowo Gratiskan Kuliah di Universitas Negeri
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum mengungkit janji politik Prabowo Subianto. Itu diungkapkan di tengah sorotan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahal.
Anas mulanya mengatakan, baru-baru ini Prabowo menyatakan tekadnya agar pendidikan tinggi murah dan gratis. Tapi kata Anas, Prabowo sebelum terpilih presiden berjanji kuliah di kampus negeri akan gratis jika ia terpilih.
“Sebelumnya bahkan berani berkomitmen (baca: janji politik) yang lebih manis lagi. Yakni: di kampus negeri kuliah gratis!” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Senin (27/5/2024).
Menurut Anas, Prabowo tidak perlu sampai memenuhi janji untuk kuliah gratis di kampus negeri. Kecuali bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, keluarga fakir-miskin.
“Dalam hal ini cukup dengan: menambah cakupan-luasan penerima KIP Kuliah dan mekanisme seleksinya yang lurus dan obyektif,” ucapnya.
Kalau mahasiswa di kampus negeri semuanya gratis, ia menilai menjadi kurang adil. Apalagi, jika semua gratis, anggaran negara pasti jebol.
“Pemerintah pasti tidak sanggup. Keluarga-keluarga yang cukup mampu tidak berharap dan tidak perlu dengan program kuliah gratis,” jelasnya.
Baginya, tang diperlukan adalah UKT yang mencerminkan semangat pendidikan bagi semua, biaya pendidikan yang terjangkau alias “ramah rakyat”, sehingga akses terhadap pendidikan tinggi benar-benar terbuka luas dan mencerminkan keadilan.
“Pak Prabowo penting memastikan UKT yang mencerminkan akses yang luas. Meski tidak gratis,” terangnya.
UKT, menurutnya mesti dihitung dengan komitmen membela sebanyak mungkin anak-anak orang biasa untuk bisa masuk perguruan tinggi sebagai jalan perbaikan nasib. Demikian juga jalan untuk turut memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsanya.
UKT bukan bagunya bukan hitungan bisnis. UKT tidak boleh mewakili model negara yang justru berbisnis dengan rakyatnya. Posisi negara tidak boleh seperti korporasi yang mencari keuntungan dari konsumennya (baca : rakyat).
“Istilah UKT yang sangat minim penting dielaborasi dan mendapatkan terjemah teknis. Tidak harus sangat minim juga. Para orang tua hanya perlu merasa negara hadir, pemerintah membela,” terangnya.
“Yang diperlukan adalah UKT yang wajar. Andaikan pun terpaksa ada yang naik, hitungannya yang tidak bikin jantungan dan menakutkan,” tambahnya.
Ia memberi ilustrasi, jika ada calon mahasiswa yang memilih balik badan, mengubur mimpinya masuk kampus, gara-gara angka UKT yang mengerikan. Menyedihkan ini.
“UKT menjadi: Untukmu Kuliah Tertunda. Masih bagus tertunda. Kalau tertunda terus kan menjadi gagal,” imbuhnya.
Saat ini, ia bilang Prabowo sudah mulai bisa menyicil komitmen dan janjinya yang baik itu. Cadanga, busa memulai dengan mengundang ngopi Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Ajak bicara visi, komitmen dan janjinya tersebut.
“Sebagai orang muda yang pintar, Pak Nadiem pasti bisa mencernanya dgn baik. Sekali lagi, tidak perlu gratis. Cukup UKT yg bisa mewakili kehadiran negara untuk menciptakan keadilan pendidikan,” pungkasnya.
Tak tanggung-tanggung, Anas menyarankan Prabowo menyambut Nadiem dengan drumband di Kemenhan.
“Pendidikan tinggi adalah salah satu basis pertahanan peradaban bangsa. Tidak sulit memahami pengertian ini. Biarkan anak-anak bangsa tetap sanggup memelihara mimpi indahnya ber-Indonesia dengan UKT yang ramah rakyat,” tandasnya.
(Arya/Fajar)
Sentimen: positif (100%)