Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Indonesia
Kab/Kota: Cilangkap
Kasus: Narkoba
Tokoh Terkait
Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2024/05/18/664868eab552d.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Teknik Elektro Universitas Indonesia Benyamin Kusumoputro menilai, Indonesia memiliki kesempatan bersaing dengan negara lain mengembangkan drone dengan sistem kendali berbasis kecerdasan buatan atau artificial interlligence (AI).
Sebab, menurut dia, teknologi ini terbilang baru dibandingkan sistem kendali berbasis matematika model, yang sudah dikembangkan jauh lebih dulu.
“Salah satu bagian yang paling saya anggap penting adalah sebenarnya AI untuk militer,” ujar Benyamin dalam acara BRIGADE Podcast Kompas.com, dikutip Sabtu (18/5/2024).
“Karena kalau sistem, untuk sistem kendali militer berbasis matematika model itu kita sudah jauh sekali ketinggalan, dan punya banyak kelemahan,” sambungnya.
Ia mengatakan, saat ini sejumlah negara berlomba-lomba untuk mengembangkan drone dengan sistem kendali berbasis AI.
Benyamin yang telah meneliti sistem pengendalian AI drone militer sejak 2009 ini meyakini bahwa dari sisi software (software in the loop), Indonesia sudah cukup baik.
“Tapi kalau berbasis AI itu kita bergerak dalam taraf yang sama. Oleh karena itu kita bisa bersaing. Itulah yang menyebabkan kita harus langsung saja loncat, main di sistem kendali berbasis AI,” ungkap Benyamin yang kerap dipanggil Prof. Drone itu.
Baca juga: Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?
Namun yang masih menjadi tantangan adalah ketika hendak menerapkan software tersebut ke dalam perangkat keras (hardware in the loop). Keterbatasan akses untuk mendapatkan hardware berspesifikasi militer, seperti jet tempur, unmanned aerial vehicle (UAV), dan unmanned combat aerial vehicle (UCAV), menurutnya adalah persoalan yang perlu diselesaikan bersama antara peneliti dan pemerintah.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta TNI Polri melek dan berani memanfaatkan teknologi.
Jokowi mengatakan ini dalam acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Markas TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
"Pemanfaatan teknologi dalam perang konvensional, perang siber, akan semakin meningkat. Oleh sebab itu TNI, Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berkaitan dengan teknologi," kata Jokowi.
Baca juga: KSAL Kunjungi Industri Pertahanan Strategis China yang Produksi Kapal Selam dan Drone
Jokowi mengatakan, teknologi pesawat tempur hingga tank diperlukan.
Selain itu, ia juga menyorot soal penggunaan drone. Sebab, teknologi drone kini sudah canggih dan akurat hingga bisa mendeteksi orang.
"Tapi hati-hati juga dengan drone. Saya ingat di tahun 2020 bulan Januari, ada penggunaan drone yang saya kaget karena begitu sangat presisi dan begitu sangat akurat mengejar siapa yang diinginkan," ujar dia.
Kepala Negara pun mencontohkan implementasi drone.
Menurut dia, pernah ada seorang Mayor Jenderal (Mayjen) Qasem Soleimani yang merupakan Komandan tentara Pasukan Quds di Iran, tertembak drone yang dikendalikan dari jarak jauh.
Jokowi mengingatkan jajaran TNI Polri mengamati dan mengikuti perkembangan teknologi.
Baca juga: Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan Drone untuk Halangi Penggerebekan Polisi
"Saat itu Mayjen Soleimani komandan Quds dari pengawal besar revolusi Iran, tertembak dari drone yang dipersenjatai. Akurat karena memakai face recognition. Akhirnya ketembak," ucap Jokowi.
"Dan yang kita kaget itu terjadi di wilayah Irak tapi dronenya konon dikendalikan dari Qatar, Markas Amerika Serikat di Qatar," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sentimen: positif (79.8%)