Sentimen
Positif (49%)
17 Mei 2024 : 20.03
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

17 Mei 2024 : 20.03 Views 4

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Achmad Farchanny Tri Adryanto meminta jemaah haji asal Indonesia segera melapor jika mengalami demam tinggi.

Laporan ini penting dilakukan untuk mewaspadai penyebaran penularan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Middle East respiratory syndrome/MERS), yang disebabkan oleh Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

Jemaah haji Indonesia bisa melaporkan kondisi demam mereka ke Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

Baca juga: Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

"Semua penyakit menular karena virus dan bakteri pada umumnya didahului dengan demam. Hal yang sangat penting, dan ini juga sudah kita sampaikan kepada jemaah haji kita, kalau nanti di sana ada yang mulai tidak enak badan, mulai meriang, harus segera lapor ke TKHI-nya di kloter untuk mendapatkan pemeriksaan dan diobati lebih lanjut," kata Farchanny dalam keterangan tertulis, Jumat (17/5/2024).

Ia menjelaskan, jika memang harus dilakukan pemeriksaan lanjutan, jemaah haji akan dibawa ke Pusat Kesehatan Haji setempat. Sedangkan, jika perlu perawatan insentif, jemaah akan dirujuk ke rumah sakit setempat.

Farchanny juga menyebut, beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan oleh petugas kepada jemaah yang sakit adalah riwayat pernah kontak dengan hewan unta atau mengkonsumsi produk dari unta.

Baca juga: Pasca Insiden Garuda, PPIH Embarkasi Makassar Gelar Doa untuk Keselamatan Pelaksanaan Haji

"Kemudian digali, riwayat kegiatan jemaah haji kita ini, pernah jalan-jalan ke peternakan unta di sana atau tidak. Kalau itu ada, sudah menjadi indikasi kuat untuk pengawasan dan pemeriksaan lebih lanjut. Artinya, harus dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan PCR dan lain-lain dan harus (dilakukan) di rumah sakit," tuturnya.

Potensi penularan MERS-CoV, lanjut Farchanny, bisa berasal penularan dari hewan pembawa virus ke manusia. Akan tetapi, ada kemungkinan penularan dari manusia ke manusia.

“Kriterianya bisa terjadi penularan dari manusia ke manusia untuk MERS-CoV ini adalah yang pertama ketika terjadi kontak erat antara pasien dengan anggota keluarganya di rumah. Kedua, adanya kontak erat si pasien dengan petugas kesehatan di rumah sakit atau di fasyankes,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sentimen: positif (49.2%)