Sentimen
Positif (80%)
11 Mei 2024 : 18.35
Tokoh Terkait

Kurikulum Sekolah Dinas Dirombak Buntut Tewasnya Taruna STIP Jakarta, Atribut Pangkat Dihilangkan

11 Mei 2024 : 18.35 Views 8

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Kurikulum Sekolah Dinas Dirombak Buntut Tewasnya Taruna STIP Jakarta, Atribut Pangkat Dihilangkan

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merancang perombakan kurikulum pendidikan di 33 sekolah kedinasan di bawah naungan mereka. Perombakan itu dilakukan, buntut dari kasus kematian siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Putu Satria Ananta Rustika (19).

Kurikulum baru tersebut nantinya akan membuat siswa sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan. Sehingga, diharapkan bisa menekan terjadinya aksi kekerasan akibat senioritas di sana.

“Kami tahu kebutuhan milenial dan kelompok Z sekarang sudah tidak boleh seperti pendidikan masa lalu, adik-adik nanti berubah lebih tolong menolong, nilai-nilai itu akan ada di dalam kurikulum, dan sifatnya softskill kebutuhan tentang penyelesaian masalah, komunikasi, dan digitalisasi,” tutur Staf Khusus Menteri Perhubungan (Menhub), Prof Wihana Kirana Jaya, Kamis 9 Mei 2024.

Dia mengatakan, reformasi pendidikan vokasional ini berangkat dari arahan Menhub Budi Karya yang menilai persaingan pada dunia pekerjaan tidak lagi hanya mengandalkan fisik. Namun, kompetensi dan pengetahuan.

Visi-Misi Sampai Cara Mengajar Dirombak

Oleh karena itu, Kemenhub akan mengkaji visi dan misi tiap sekolah kedinasan, seperti di STIP. Supaya, selanjutnya Kemenhub dapat mengubah program mereka yang memiliki nilai kekerasan menjadi program yang lebih baik.

“Digitalisasi itu salah satu infrastruktur untuk pendidikan tapi tidak lupa tentang keberlanjutan sekolah ilmu pelayaran, tentang navigasi, pelabuhan, manajemen, tidak ada lagi ilmu ganda harus spesialisasi, tapi diharapkan punya keahlian softskill yang lebih,“ ujar Wihana Kirana Jaya.

Perombakan di sekolah kedinasan Kemenhub ini nantinya akan dimulai dari perubahan sistem rekrutmen peserta didik. Dilanjutkan dengan cara mengajar, seperti menggunakan gaya bahasa kekinian sehingga mahasiswa berubah.

“Dosen, pengelola, dan mahasiswa akan dibuat semakin sibuk untuk tingkat sesuatu yang lebih produktif, lebih humanis dan itu masuk kurikulum,” kata Wihana Kirana Jaya.

Kemenhub berharap nantinya sekolah kedinasan di bawah mereka itu melahirkan anak-anak muda yang kompeten yang bisa mempersatukan Indonesia, sehingga tidak ada lagi kasus seperti yang ditimpa Putu Satria.

Atribut Pangkat Dihilangkan

Menhub Budi Karya Sumadi memastikan atribut pangkat pada seragam siswa kedinasan STIP dihilangkan mulai minggu depan.

“Atribut ini membuat adanya jarak antara senior dan junior, oleh karenanya, serta merta minggu depan semua atribut kami hilangkan,” katanya.

Budi Karya Sumadi pun menyatakan bahwa kasus kematian peserta didik ini menjadi landasan Kemenhub melakukan sejumlah perombakan.

“Bahkan, kami akan membuat suatu yang lebih humanis, tidak lagi setiap hari menggunakan seragam itu, ada satu hari yang pakai pakaian putih, satu hari pakaian batik, di hari libur mereka pakai pakaian bebas,” tuturnya.

Menurut Budi Karya Sumadi, menghilangkan atribut pangkat dengan mengatur seragam peserta didik bertujuan untuk menghapus perbedaan antara senior dan junior, sehingga kasus yang dialami Putu Satria tidak terulang kembali.

Di hadapan keluarga korban, dia juga menyampaikan akan memberi jarak antara taruna tingkat I dan tingkat II, dimana nantinya taruna tingkat II tidak lagi menetap di asrama. Dia merancang agar taruna tingkat II menyewa kamar kos di sekitar kampus STIP, sehingga mereka berbaur dengan masyarakat dan mendewasakan diri.

“Seperti di Poltrada, itu mendidik mereka menjadi dewasa terbiasa bergaul dengan masyarakat, apa yang dilakukan itu sangat baik, bahkan antara siswa dan masyarakat bergabung dalam satu kegiatan, entah kegiatan budaya atau ekonomi,” ujar Budi Karya Sumadi.

Selain menghilangkan atribut pangkat dan memberi jarak taruna tiap tingkatan untuk menghapus istilah senior dan junior di lingkup STIP, dia mempertimbangkan untuk penangguhan penerimaan peserta didik baru.

“Kami mempertimbangkan melakukan moratorium, di satu angkatan itu kita tidak terima, tujuannya agar memutus tradisi jelek, sehingga tidak ada lagi istilah senior dan junior,” ucap Budi Karya Sumadi.

Ke depan, Kemenhub juga akan melibatkan peran serta orang tua peserta didik untuk mengasuh dalam sebuah komite, sehingga ada proses evaluasi bersama.***

Sentimen: positif (80%)