Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Badung
Santri Nyeureud Kelompok Badung Lintas Pesantren, Remaja Rentan Meresahkan
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Viral di media sosial TikTok pengurus pondok pesantren membakar bendera besar bertuliskan Santri Nyeureud. Selain itu, pengurus juga memusnahkan kaus dengan tulisan yang sama.
Pengurus pondok pesantren itu tampak gemetar saat menerangkan bahwa di pesantrennya, Pondok Pesantren Nurul Huda Utsmaniyyah, terdapat santri yang bikin resah. Dia bilang, santri yang bikin bendera besar itu dan tergabung dengan Santri Nyeureud.
"Pagaweanana saban peuting kaluar ti pasantren, waktuna ngaji tara, waktu sakola tara, waktu berjamaah tara, duka osok, duka tara solat oge (Setiap malam kerjaannya keluar dari pesantren, waktunya mengaji gak pernah, waktunya salat gak pernah, waktunya berjemaah gak pernah, gak tau suka gak tau enggak salat juga)," kata pria dalam video.
Dia menegaskan, pihaknya tidak menoleransi hal tersebut. "Ti Nurul Huda Utsmaniyyah mah rek dipulangkeun ayeuna oge (Kalau di Nurul Huda Utsmaniyyah, mau dipulangkan sekarang juga."
Kaus Santri Nyeureud yang diperlihatkan oleh pengurus Pondok Pesantren Nurul Huda Utsmaniyyah.
Dalam video, tampak tiga remaja yang tertunduk. Sang pengurus pun menunjuk komandan Santri Nyeureud. Katanya, bukan cuma di pesantrennya saja Santri Nyeureud itu ada, tapi juga tergabung dengan santri lintas pesantren. "Da ngagabung ieu teh, gabungan santri badungan (Ini santrinya pada gabung, gabungan santri badung)."
Dia pun mengimbau para pengurus pondok pesantren berhati-hati dan tidak mengabaikan keberadaan Santri Nyeureud tersebut. Para pengurus lantas membakar atribut Santri Nyeureud itu, membakar bendera dan kaus.
Pentingnya pengawasan
Fenomena Santri Nyeureud itu pun mendapat perhatian dari Ketua Forum Pemberdayaan Pesantren dan Umat (FPPU) Jawa Barat Arie Gifary.
"Pada dasarnya, santri itu adalah masa remaja. Jadi memang yang masuk ke pesantren itu adalah santri-santri di usia remaja yang memang di usia tersebut sangat rentan," tutur dia, dalam keterangan yang Pikiran Rakyat terima, Ahad, 31 Maret 2024.
Arie bilang, yang menimba ilmu di pondok pesantren berasal dari pelbagai latar belakang. "Tidak semuanya dalam kondisi baik. Ada orangtua yang menitipkan (anaknya) ke pesantren itu karena perlu dididik, dibina, punya mental yang perlu diluruskan."
Hal yang harus diperhatikan
Ilustrasi - Sejumlah santri mengikuti kajian.
Pondok pesantren, menurut dia, memiliki sistem pembinaan maupun pengawasan yang berbeda. Bila memiliki pengawasan dan pembinaan yang ketat dan terorganisasi, biasanya dapat menghindari kegiatan yang tak diinginkan.
Menurutnya, ada dua hal yang mesti diperhatikan. Pertama bila dilihat dari sisi santrinya, baik sisi mental maupun akhlak, dalam usia remaja, sehingga perlu adanya pengawasan, pembinaan, maupun literasi.
Kedua, dari sisi pengawasan dan pembinaan dari pihak pesantren dalam melindungi para santri dari pergaulan di luar pesantren. Hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama, baik dari orangtua santri, pengasuh pesantren, dan pemerintah setempat yang bisa ambil bagian dalam mengawasi dan membina pesantren dalam kegiatan santri di luar pesantren.***
Sentimen: positif (64%)