FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mendorong penggunaan pengeras suara di masjid agar sesuai dengan kebutuhan, terutama saat azan dan salat.

Menurutnya, penggunaan pengeras suara harus memperhatikan lingkungan sekitar dan tidak mengganggu ketenangan.

"Jangan sampai yang mestinya untuk memanggil, tapi bikin menjadi gaduh. Kemudian yang mestinya harus khusyuk tapi dengan adanya pengeras maka jadi terganggu," kata Muhadjir Effendy, dikutip dari ANTARA.

Ia menyarankan agar pengeras suara luar digunakan untuk azan guna memanggil masyarakat untuk salat, namun dengan volume yang tidak terlalu keras dan tanpa saling mengganggu antar-masjid. Untuk kegiatan zikir dan mengaji, disarankan menggunakan pengeras suara dalam.

Menko PMK menekankan pentingnya penggunaan pengeras suara yang tertib untuk menjaga kenyamanan ibadah dan menghindari kegaduhan yang dapat mengganggu khusyuk umat.

Terkait dengan pandangan yang berbeda mengenai penggunaan pengeras suara, Menko menyamakan dengan perbedaan awal puasa.

Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie, juga menegaskan bahwa edaran Kemenag tidak melarang penggunaan pengeras suara, namun membatasi penggunaannya untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama dalam syiar Ramadhan.

Edaran tersebut mengatur penggunaan pengeras suara baik dalam maupun luar, dengan menekankan penggunaan pengeras suara dalam untuk kegiatan ibadah di masjid, terutama dalam bulan Ramadhan. (*)