Sentimen
Positif (100%)
12 Mar 2024 : 08.40
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Event: Ramadhan

Kab/Kota: Semarang

Tokoh Terkait
Hevearita Gunaryanti Rahayu

Hevearita Gunaryanti Rahayu

Sambut Ramadhan 2024, Acara Budaya Dugderan di Semarang Berlangsung Meriah

12 Mar 2024 : 08.40 Views 11

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Sambut Ramadhan 2024, Acara Budaya Dugderan di Semarang Berlangsung Meriah

PIKIRAN RAKYAT - Meski di tengah guyuran hujan, Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah. Antusias masyarakat masih tinggi, dengan berbondong-bondong menyambut rombongan kirab dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Kauman dan Alun-alun Semarang pada Sabtu 9 Maret 2024.

Acara Dugderan diawali dengan upacara di halaman Balai Kota Semarang. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bertindak sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purboningrum, Adipati Kota Semarang.

Di sela acara, Mbak Ita sapaan akrabnya mengatakan bahwa Kirab Dugderan ini merupakan penanda agar masyarakat bersiap menyambut Ramadhan 2024.

"Ini menjadi salah satu rangkaian nguri-uri budaya dengan kegiatan-kegiatan menjelang Ramadan," ujarnya melalui keterangan yang diterima Pikiran Rakyat pada Minggu 10 Maret 2024.

Mbak Ita yang dalam kesempatan itu berlaku sebagai Adipati Kota Semarang Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purboningrum juga menandai peresmian Dugderan dengan memukul bedug bersama jajaran Forkopimda.

Diiringi pasukan berkudo, Mbak Ita melepas kirab arak-arakan dengan secara simbolis memecahkan kendi. Mbak Ita lantas menaiki kereta kuda diiringi pasukan berkuda yang dikomandoi Kadisbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso di barisan terdepan.

Wali Kota perempuan pertama di Semarang ini, bahkan turut membagi-bagikan makanan kepada masyarakat yang menonton kirab di sepanjang Jalan Pemuda.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bertindak sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purboningrum saat mengikuti kirab Dugderan dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Kauman dan Alun-alun Semarang Sabtu 9 Maret 2024.

Warga Tionghoa ikut meramaikan

Menurut Mbak Ita, Dugderan kali ini semakin lengkap dengan adanya keikutsertaan warga Tionghoa. "Ada arak-arakan pasukan berkudo atau pasukan prajurit 40-an. Ditambah ada pembagian kue keranjang dari Paguyuban Tionghoa, selain kue ganjel rel yang ada di Masjid Agung Semarang dan dibagikan di Aloon-Aloon, karena jaraknya masih berdekatan dengan Imlek," katanya.

Mbak Ita menyebut, dengan kolaborasi dan akulturasi budaya ini, dirinya meyakini bahwa baru Kota Semarang saja yang memiliki acara seperti ini.

"Tentunya kami berharap bisa lancar semua proses dari Balai Kota kemudian Masjid Agung Semarang kemudian di Masjid Agung Jawa Tengah. Pembagian kue ganjel rel dan kue keranjang ini juga menjadi wujud akulturasi budaya antara masyarakat Jawa, keturunan Arab, keturunan Tionghoa, dan keturunan Melayu. Tentunya akan menjadi satu rangkaian yang sangat dinantikan masyarakat," ujarnya.

Dengan Dugderan ini, lanjut Mbak Ita, merupakan perayaan bersama dalam menyambut Ramadan dengan keikhlasan hingga menyongsong Idul Fitri.

Digelar rutin setiap tahun

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan bahwa prosesi Dugderan digelar rutin setiap tahun.

Menurut Wing Wiyarso, dulu Dugderan diinisiasi oleh Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat pada tahun 1881. "Beliau mewujudkan satu kolaborasi akulturasi budaya. Ketika masyarakat Muslim menjelang Ramadan, antara umara dengan ulama bersama-sama mengumumkan kepada masyarakat untuk menyambut bulan suci Ramadan," katanya.

Wiyarso juga menyebut, prosesi ini diawali dengan adanya Pasar Dugderan di sekitar Alun-alun Semarang yang dimeriahkan berbagai permainan.

Warak Ngendog sebagai simbol Dugderan merupakan binatang imajiner yang menunjukkan akulturasi budaya Kota Semarang sejak zaman dahulu kala. Acara kebudayaan ini juga bentuk toleransi tinggi antar umat beragama, antar etnis yang ada di Kota Semarang. Apalagi kala itu, Semarang menjadi lokasi strategis dalam melakukan syiar Agama Islam.

Menurut Wing, ini kedua kalinya Dugderan yang dilakukan setelah revitalisasi Alun-Alun Kauman. "Acara pertama ada penyerahan suhuf halaqah. Dari Balai Kota, rombongan Ibu Wali Kota yang memerankan tokoh Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purboningrum, nama lain kami izin kepada Keraton Surakarta karena Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat adalah putra. Ini dilakukan karena pimpinan kami putri, maka kami minta arahan kemudian diberikan nama tersebut," kata dia.

Mbak Ita, memimpin prosesi kirab sampai Masjid Agung Semarang Kauman, di sana akan diterima oleh Tafsir Anom bersama Alim Ulama yang hadir. Di Masjid Kauman, kata Wing, akan diumumkan kepada masyarakat tentang penentuan hari datangnya bulan suci Ramadhan 2024.***

Sentimen: positif (100%)