Sentimen
Positif (91%)
27 Feb 2024 : 17.08
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Hasanuddin

Investasi China Buat Pabrik Sendok Garpu Ada Keterkaitan dengan Program Makan Siang Gratis Prabowo, Begini Kata Akademisi

27 Feb 2024 : 17.08 Views 6

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Investasi China Buat Pabrik Sendok Garpu Ada Keterkaitan dengan Program Makan Siang Gratis Prabowo, Begini Kata Akademisi

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Belakangan ini ramai diperbincangkan terkait minat China untuk membangun pabrik sendok garpu di Indonesia.

Hal ini pertama kali diungkapkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan.

Pernyataan ini secara tidak langsung mencuat setelah keluar pernyataan Luhut terkait minat China membangun pabrik sendok garpu di Indonesia.

Melihat gonjang-ganjing tersebut, akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Sukri Tamma memberikan penilaiannya.

Menurut Prof Sukri, selama jenis investasi tersebut tidak melanggar regulasi dan nilai-nilai yang ada di Indonesia, maka tidak akan menjadi masalah.

"Saya kira untuk investasi, apapun jenisnya selama sesuatu yang tidak melanggar regulasi di Indonesia, kemudian nilai-nilai yang ada di Indonesia, investasinya dalam bentuk apapun tentu merupakan sesuatu yang diharapkan Indonesia," ujar Dekan FISIP Unhas ini, Senin (26/2/2024).

Dijelaskan Prof Sukri, dengan adanya investasi tersebut, maka akan lahir banyak harapan. Seperti lapangan pekerjaan hingga stimulasi peningkatan ekonomi.

"Tentu bagaimana pun investasi itu akan membawa modal, melibatkan tenaga kerja dan ada transaksi ekonomi di sana," ucapnya.

Prof Sukri bilang, meskipun investasi itu menyasar produksi sendok sekalipun, buat Indonesia tidak akan menjadi sebuah masalah.

"Sehingga investasi sendok ataupun yang lainnya saya kira buat Indonesia tidak ada masalah," tukasnya.

Menyinggung soal dugaan keterkaitan dengan program makan siang gratis Prabowo-Gibran, Prof Sukri menekankan penting untuk melihat kemungkinan tersebut.

"Bahwa kemudian barangkali akan dikaitkan dengan program makan siang gratisnya Prabowo-Gibran, apakah logika sederhananya jika dikaitkan, apakah semua orang yang makan siang akan pakai sendok sehingga butuh sendok sekian banyak untuk diproduksi dan mendukung program itu, ini penting juga untuk kita lihat," Prof Sukri menuturkan.

Prof Sukri bilang, sekalipun memiliki keterkaitan dengan program tersebut, bukan itu yang menjadi alasan China kepincut membangun pabrik sendok di Indonesia.

Apalagi, kata Prof Sukri, melihat kondisi sosiologis masyarakat Indonesia, tidak semua terbiasa menggunakan sendok ketika makan.

"Kalaupun ada kaitannya, bukan itu alasannya, tidak semua terbiasa menggunakan sendok untuk makan, banyak yang pakai tangan. Jadi, kalau itu mau dikaitkan, ini bukan alasan yang sangat terkait," imbuhnya.

Ditekankan Prof Sukri, Indonesia harus melihat hal itu sebagai investasi. Dengan harapan bisa mendorong pengembangan ekonomi di Indonesia.

"Asumsi dasarnya, kita berharap tentu mendorong pengembangan ekonomi di Indonesia, paling tidak membuka lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat," kuncinya.

Sebelumnya, Luhut mengungkapkan minat China untuk berinvestasi dalam industri hilirisasi nikel di Indonesia dengan membangun pabrik sendok dan garpu.

Proyek ini akan sejalan dengan pembangunan proyek pabrik petrokimia di Kalimantan Utara (Kaltara).

Luhut menyatakan bahwa pabrik yang akan memproduksi turunan stainless steel ini akan dibangun seiring dengan kelanjutan pembangunan proyek pabrik petrokimia China di Kaltara.

China telah memberikan lampu hijau untuk angka investasi dalam proyek industri petrokimia tersebut, dan Luhut berharap tidak akan ada kendala bagi investasi ini.

Dengan rencana pembangunan kawasan khusus, Luhut juga berharap ini dapat membuka peluang bagi industri lokal dan UMKM untuk terlibat dalam industri petrokimia yang sedang berkembang.

Lebih lanjut, Luhut juga mengungkapkan optimisme terhadap investasi asing di Indonesia, yang diyakini akan semakin meningkat setelah Pemilihan Presiden 2024 selesai.

Menurutnya, para investor sempat menunggu situasi politik Indonesia selesai karena adanya kontestasi politik.

Luhut optimis bahwa target investasi yang ditetapkan tahun ini sebesar Rp1.650 triliun akan tercapai, terutama setelah selesai Pemilu 2024 yang membawa optimisme dan kabar baik terhadap kepastian investasi dalam negeri.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: positif (91.4%)