Sentimen
Positif (100%)
25 Feb 2024 : 23.06
Informasi Tambahan

Institusi: ITB

Kab/Kota: bandung

Cerita Beratnya Hidup Dosen, Gaji di Bawah UMR dan Tetap Tegar karena Minat Mengajar

25 Feb 2024 : 23.06 Views 10

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Cerita Beratnya Hidup Dosen, Gaji di Bawah UMR dan Tetap Tegar karena Minat Mengajar

PIKIRAN RAKYAT - Ikhwan adalah salah satu dosen yang membagikan potret slip gajinya di media sosial X (dulunya Twitter). Dia merupakan dosen di sebuah perguruan tinggi negeri satuan kerja.

Ikhwan bilang, dibagikannya slip gaji tersebut agar publik sadar atas kondisi yang terjadi. Pasalnya, tak sedikit rekannya yang akhirnya meninggalkan profesi dosen karena membawa pulang gaji yang kurang laik, memaksa untuk mengambil pekerjaan sampingan supaya bisa memenuhi kebutuhan hidup.

"Bisa dibilang berat betul. Akhirnya saya harus invest dengan karier saya. Karena kalau karier harus lengkap, dosen tidak bisa hanya mengajar saja tanpa riset dan pengabdian. Itu juga tidak akan naik gajinya," kata Ikhwan menerangkan, Kamis, 23 Februari 2024.

Ikhwan tidak sendiri, ada dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung Ardianto Satriawan yang juga membagikan slip gaji yang diterima selama lima tahun berstatus dosen. Ikhwan bilang, kendati sudah tahu kenyataan yang terjadi, lebih memilih menjadi dosen karena minat mengajar.

Meskipun masih cukup dengan gaji yang didapat , tetapi kebanyakan rekan-rekannya yang berprofesi sama bernasib berbeda.

"Makanya sering diketahui ada dosen ambil proyek sana, proyek sini. Terus kuliah kosong, nanti kelas pengganti karena saya sibuk. Itu salah satu penyebab utamanya, (karena) gajinya memang tidak mencukupi," kata Ardianto.

Cari proyek di luar

Ilustrasi dosen atau pengajar.

Seperti yang dikatakan Ikhwan dan Ardianto, Koordinator Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) Satria Unggul Wicaksana berujar, saat dosen bergaji pokok di bawah UMR, pasti dosen itu mencari proyek di luar.

"(Sehingga), tidak fokus dalam mengajarkan mahasiswa. Dampak buruknya pada kualitas pendidikan tinggi kita sebetulnya," katanya.

Tagar #JanganJadiDosen belakangan ini menjadi perhatian di media sosial X. Sejumlah dosen berbagi potret slip gaji mereka yang masih di bawah UMR. Salah seorang dosen dari universitas swasta yang membagikan slip gajinya di X bahkan cuma menerima Rp1,2 juta setelah menerima potongan.

Hasil survei tim riset kesejahteraan dosen dari KIKA yang melibatkan 1.200 dosen dari berbagai institusi menunjukkan, ada 42,9 persen dosen yang menerima gaji di bawah Rp3 juta per bulan. Padahal, sebagian besar dari mereka bilang, mesti mengeluarkan biaya hidup per bulan sebesar Rp3—10 juta. Lalu, sekira 12,2 persen memiliki pengeluaran bulanan lebih dari Rp10 juta.

Beban dilimpahkan ke kampus

Ilustrasi hasil presentasi dosen atau pengajar.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menilai, kebijakan yang berlaku bagi dosen dan tenaga pengajar masih belum berpihak pada kesejahteraan dosen.

"Kebijakan pemerintah saat ini ke arah privatisasi pendidikan. Jadi baik di kampus negeri maupun swasta, beban pembiayaan itu dilimpahkan ke kampus. Akibatnya, kampus harus meminimalisir pengeluaran, termasuk untuk gaji-gaji dosennya," kata dia.

Kata dia, kebanyakan dosen akhirnya mesti mengambil pekerjaan sampingan dan proyek-proyek lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal itu seringkali menghambat kehadiran mereka bagi mahasiswa, baik sebagai pengajar maupun pembimbing riset.

"Kesejahteraan untuk dosen harus ditingkatkan dan juga harus berbasis pada kinerja dan kompetensinya. Jadi, jangan hanya fokus di kesejahteraan sementara performanya buruk. Jadi harus ada sistem yang mendorong keduanya bisa berjalan secara seirama," ucapnya, seperti dilaporkan BBC News Indonesia.***

Sentimen: positif (100%)