Sentimen
Netral (49%)
25 Feb 2024 : 04.56
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Vespa

Kab/Kota: bandung, Jati

BRIN: Angin Puting Beliung di Rancaekek Bandung Fenomena Langka, Sulit Diprediksi

25 Feb 2024 : 04.56 Views 5

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

BRIN: Angin Puting Beliung di Rancaekek Bandung Fenomena Langka, Sulit Diprediksi

PIKIRAN RAKYAT - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa angin puting beliung yang berhembus kencang di Rancaekek, Kabupaten Bandung pada Rabu, 21 Februari 2024 adalah kejadian yang langka dan berlokasi di tengah daratan. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Peneliti Senior Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Didi Satiadi.

"Fenomena yang terjadi merupakan kejadian cuaca ekstrem yang memperlihatkan karakteristik puting beliung yang sangat kuat," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Sabtu, 24 Februari 20024.

Didi Satiadi mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis awal, angin puting beliung yang mengamuk di Rancaekek itu kemungkinan disebabkan oleh konvergensi angin dan uap air di daratan sekitar wilayah tersebut pada sore hari.

Konvergensi itu, kata Didi Satiadi, memicu tumbuhnya awan cumulonimbus yang sangat cepat dan meluas. Lebih lanjut, ia pun menjelaskan soal pembentukan awan.

Baca Juga: Simulasi Kredit Syariah Vespa Sprint Februari 2024, Cicilan Rp800 Ribu

"Kolom udara yang berputar semakin kuat dapat mencapai permukaan tanah dan menghasilkan puting beliung," ujarnya.

Rancaekek Rawan Diterjang Angin Puting Beliung

Menurut keterangan Profesor Riset Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan, Rancaekek merupakan wilayah yang letaknya nyaris berada di tengah-tengah Pulau Jawa bagian barat.

Dulunya, wilayah tersebut dipadati dengan pepohonan hingga disebut sebagai kawasan hijau. Hal tersebut menandakan bahwa saat itu Rancaekek masih memiliki lingkungan yang relatif bersih.

Kini, kondisi tersebut pun berbalik. Pasalnya, Rancaekek sudah beralih fungsi menjadi kawasan industri. Kawasan tersebut pun dinilai menjadi lokasi yang rawan diterjang pusaran angin.

“Dengan kata lain, terjadi perubahan tata guna lahan yang semula hutan jati, kini berubah menjadi hutan beton,” ucapnya.

Kenapa Kawasan Industri Rawan?

Eddy menjelaskan bahwa industri biasanya banyak menghasilkan gas emisi yang tidak dapat leluasa kembali ke atmosfer akibat efek rumah kaca. Kawasan tersebut pun akan menjadi sangat panas pada siang hari dan relatif dingin pada malam hari.

Suhu antara siang dan malam yang berbeda sangat jauh itu pun membuat kawasan industri bisa berubah menjadi kawasan bertekanan rendah.

Di Rancaekek, kondisi tersebut sudah mulai terjadi sejak 19 Februari 2024. Saat itu, ada kumpulan massa uap air dari berbagai penjuru yang masuk ke Rancaekek.

“Walaupun mekanisme agak komplek untuk dijelaskan secara rinci, namun dugaan kuat pusaran terjadi akibat adanya pertemuan dua massa uap air dari arah barat dan timur, lalu diperkuat dari arah selatan Samudera Indonesia. Ketiganya berkumpul di satu kawasan yang memang telah mengalami degradasi panas yang cukup tajam,” tuturnya.

Kehadiran fenomena ekstrem, seperti angin puting beliung yang terjadi di Rancaekek itu, kata Eddy, relatif susah diprediksi oleh ilmuwan. Sebab, mekanisme pembentukannya belum dipahami dengan sempurna.

Selain itu, tak ada pula data beresolusi tinggi yang mumpuni.

“Adalah wajar jika kadangkala masing-masing kita memiliki pandangan berbeda,” katanya.***

Sentimen: netral (49.6%)