Sentimen
Positif (99%)
7 Feb 2024 : 15.00
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Kab/Kota: Kepulauan Seribu

Kasus: korupsi, penistaan agama

Partai Terkait

Jokowi Bikin Ahok Masuk Penjara? Ini Pernyataan Lengkap Eks Komut Pertamina

7 Feb 2024 : 15.00 Views 12

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Jokowi Bikin Ahok Masuk Penjara? Ini Pernyataan Lengkap Eks Komut Pertamina

PIKIRAN RAKYAT - Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama menyebut nama seseorang yang membuatnya masuk penjara dalam kasus penistaan agama. Kasus itu terjadi akibat pidatonya di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, 27 September 2016.

Nama yang tidak disebutkan itu diduga merujuk pada Presiden Jokowi. Pasalnya, sang presiden yang menunjuk Ahok menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina menurut banyak laman pemberitaan nasional.

Alasan penunjukkan itu diisampaikan Erick Thohir bahwa Ahok adalah sosok yang dinilai pendobrak sehingga bisa menuntaskan tugas mengurangi impor minyak dan gas ketika itu. Ahok pun menjadi Komut Pertamina sejak akhir 2019 hingga mengundurkan diri pada 2 Februari 2024.

Kini Ahok menyebut sosok yang diduga membuatnya masuk penjara. Hal itu diutarakannya saat menghadiri acara Eropa Bersatu: Festival Tiga Jari secara daring pada 3 Februari 2024. Acara itu sebenarnya digelar secara luring di Jerman.

Ahok dan Jokowi.

Pernyataan Ahok menyebut sosok diduga Jokowi terkait kasus yang membuatnya dipenjara

"Saya mau meyakinkan bahwa pilihan kita itu tidak salah karena saya tahu persis apa yang terjadi, karena saya tahu persis apa yang sedang dilakukan termasuk penggembosan terhadap PDI Perjuangan.

"Bapak Ibu bisa berbeda partai, tapi bagi saya, saya sampaikan, mungkin Bapak Ibu akan kaget setengah mati, sebetulnya satu orang yang tidak ingin saya maju itu justru di pihak 02. Ibu Megawati yang minta saya maju, satu-satunya yang menjaga konstitusi dan demokrasi hingga konsisten adalah harapan Ibu Megawati.

"Lalu ada orang yang mengatakan, ibu itu (berkata) petugas partai, perintah-perintah, saya sampaikan, kita bernegara ini, kita konsisten, menyerahkan kekuasaan tertinggi kepada partai politik, itu konstitusi negara kita menyerahkan kepada partai politik, dan partai politik bisa kita hukum saat tidak melakukan sesuatu yang berdasarkan meritokrasi. Dan Ibu Mega membuktikan, kenapa Ibu Mega kasih Pak Jokowi jadi gubernur dan presiden, karena meritokrasi.

"Saya dulu berpikir, Ibu Mega akan ngotot Mbak Puan jadi presiden atau calon wakil presiden. Saya tanya sama beliau, kenapa Ibu tidak segera deklarasikan Pak Ganjar jadi presiden, (beliau menjawab) buat apa begitu cepat, nanti diserang, kan partai di dalam kongres menyerahkan hak prerogatif pada saya, partai kita ini tinggal saya tanda tangan, sudah tentukan siapa yang calon. Saya sudah sampaikan dengan tegas, calon presiden akan dari kader kita sendiri, sudah dilatih untuk memahami ideologi partai, kemudian dia ditugaskan menjadi petugas partai. Orang nggak terima, kata Ibu Mega, saya juga petugas partai, Pak Ahok petugas partai.

"Saya tanya, Ibu (Mega) mau Mbak Puan, bukan Pak Ganjar? Ibu mengatakan, salah apa kalau Mbak Puan jadi presiden, saya sudah siapkan dari kecil loh untuk jadi presiden. Tapi kalau Mbak Puan nggak diterima oleh rakyat, masa saya mau menyakiti hati kader-kader saya memilih Mbak Puan jadi presiden? Tidak mungkin saya lakukan, kata beliau. Sama seperti Jakarta, saya dekat sama Pak Anies kok, (tapi) memang nggak mungkin saya dukung Pak Anies, walaupun dari sisi primordial memenuhi, yang bisa kerja Pak Ahok, memunculkan nama Ahok nggak boleh, nah itu yang namanya meritokrasi.

"Kalau partai tidak menjalankan ideologi partai, rakyat akan menghukum partai itu dengan tidak memilihnya, ini prinsip Ibu Mega. Maka ketika ada yang membuat acara untuk Pak Ganjar di GBK, itu sebenarnya sengaja mau menyudutkan Ibu Mega, seolah-olah (Bu Mega) mau Mbak Puan.

"Bu Mega berkata, kalau ada presiden dan partai, kita pilih dua-duanya. Tapi kalau tidak bisa pilih seperti itu, kita pilih partai karena presiden cuma 10 tahun, partai ini bisa ratusan tahun. Maka yang paling penting, Pak Ahok, kita harus mengedukasi rakyat untuk memahami kekuasaan tertinggi di republik itu ada di partai politik karena calon presiden harus (dari) partai politik kan. Karena kalau partai politik tidak benar, brengsek, orang-orangnya korupsi, itu karena orang-orang model Pak Ahok nggak mau masuk partai politik. Maka kata Bu Mega, Pak Ahok harus ada di partai politik kalau mau transformasi negara.

Pernyataan Ahok yang viral di media sosial X, menyebut nama yang diduga mengarah pada Jokowi.

"Maka saya mau sampaikan pada malam ini, pilihan kita tidak salah sama sekali. Ini masih saya gaungkan sama orang, jangan ditipu, partai PSI mengempeskan PDI Perjuangan, jangan mau ditipu, karena nggak bisa dua putaran, maka akan menghabiskan uang, orang korupsi lebih besar daripada biaya dua putaran, ya jangan mau ditipu seolah-olah kamu mau pindah ke 02, gak mau ke 03.

"Saya disampaikan, ini bisa kalah loh kamu (kalau ke 03), umumnya orang pilih yang menang kan, saya bilang, kamu harus bisa baca zaman, jadi kalau kira-kira yang menang 02, Pak Jokowi, kamu bisa milih mereka, kamu bisa jadi Dirut, Menteri, saya ditawarkan jadi Dirut Pertamiina Juni kemarin. Terus dia bilang, begitu menang, Maret ini akan reshuffle, saya diangkat jadi Menteri.

"Tapi saya bilang, justru kalau Ganjar akan kalah, saya harus melepaskan jabatan saya untuk fight untuk kemenangan Ganjar. Jadi kita jangan gunakan persepsi yang salah, kalau kamu merasa Ganjar akan kalah, tidak bisa satu putaran, kamu harus keluar dong untuk all out berjuang untuk dia. Mereka bilang, kalau gitu, kamu makan apa, saya ditakut-takutin, ini saya gak usah sebut nama lah ya yang udah keluar dari PDI Perjuangan, (dia) telepon saya, kamu masih ingat loh, jasanya loh, napi dijadikan komut, saya bilang, saya dijadikan napi ini (oleh) siapa? Dia juga yang jadikan saya napi toh."***

Sentimen: positif (99.2%)