Sentimen
Positif (48%)
18 Jan 2024 : 15.54
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya

Kasus: Teroris

Broker Jual Beli Senjata Sering Menjebak Pengusaha, Indonesia Perlu Menangani Sistem Ekspor

18 Jan 2024 : 15.54 Views 6

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Broker Jual Beli Senjata Sering Menjebak Pengusaha, Indonesia Perlu Menangani Sistem Ekspor

PIKIRAN RAKYAT – Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada pengusaha Surabaya, Agung Surya Dewanto, yang dituduh memasok komponen drone (UAV) alias servomotor ke Pishgam Electronic Safeh Company (PESC) di Iran. Pemerintah Indonesia mengaku kaget dengan sanksi dari Amerika Serikat tersebut, apalagi negara itu sampai mengetahui perusahaan yang bersinggungan dengan PESC.

Agung Surya Dewanto membantah tuduhan tersebut dan merasa bahwa pihak pembeli komponen dron produksinya lah yang menjual ke pihak lain. Dia memang mengakui telah menjual komponen drone ke luar negeri, tapi tidak tahu menahu penggunaan komponen tersebut.

Diandra Megaputri Mengko, peneliti pertahanan dan intelijen Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut pola perdagangan komponen senjata menggunakan broker seperti yang diungkap AS bukan hal yang baru. Bahkan sering menimpa pengusaha lain di berbagai negara.

“Ini kerap terjadi juga, bauk di Indonesia maupun negara lain, baik melalui broker dan sebagainya,” kata Diandra.

Baca Juga: 3 Pemain Timnas Indonesia yang Layak Dicadangkan saat Lawan Vietnam, STY Harus Berbenah

Pemerintah Indonesia harus melakukan penelusuran menyeluruh atas tuduhan dari AS tersebut. Sehingga bisa mengungkap kebenaran atas tudingan yang dilontarkan AS kepada pengusaha di Jawa Timur.

Penelusuran tersebut juga dimaksudkan sebagai proses klarifikasi, sekaligus membersihkan nama Indonesia dari dugaan keterlibatan dengan jaringan teroris melalui perdagangan senjata. Cara ini juga efektif untuk memutus dan mencegah praktik jual beli serupa terulang, jika sudah menemukan indikasi sesuai tuduhan AS.

“Perlu ada tindak lanjut dan penanganan bagi sistem perizinan (ekspor) di Indonesia mungkin itu evaluasi bagi pemerintah,” ujarnya, dikutip dari BBC, 17 Januari 2024.

Diandra menyebut Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) selalu berhati-hati dalam menanggapi sanksi dari AS. Negara adidaya itu, akan memberi sanksi berupa Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) ke negara mitra yang membeli alutsisa dari negara yang dilarang.

Guna Servomotor

Adapun komponen drone yang dijual Surabaya Hobby adalah servomotor. Alat ini merupakan perangkat elektromagnetik dengan fungsi mendorong atau memutar objek yang memiliki akurasi tinggi.

Servomotor bisa memberi kinerja penerbangan yang stabil dan presisi. Sehingga komponen tersebut sangat penting dalam sebuah produksi drone, yang kerap digunakan selama perang.

Pasukan Udara Korps Pengawal Revolusi Iran, Islamic Revolutionary Guard Corps Aerospace Force Self Sufficiency Jihad Organization (IRGC ASF SSJO) sempat memproduksi drone seri Shahed. Alat ini sangat diantisipasi karena bisa menyerang dan meledakkan diri setelah mengenai sasaran.

Pesawat nirawak seri Shahed ini sempat digunakan Rusia untuk melakukan serangan ke Ukraina. Komponen-komponen drone tersebut nilainya sampai ratusan ribu dollar.***

Sentimen: positif (48.5%)