FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat Media Sosial (Medsos) Eko Kuntadhi, memberikan reaksi terhadap endorse Erick Thohir yang menyebut Prabowo Subianto merupakan keluarga besar BUMN.

Menurut Eko, sikap yang diperlihatkan Menteri BUMN itu merupakan hal yang tidak patut dilakukan sebab terkesan menginjak hukum.

"Ini kok, para ini kayak sengaja menginjak-injak hukum sih," ujar Eko dalam keterangannya di aplikasi X @ekokuntadhi1 (16/1/2024).

Ditekankan Eko, BUMN sebagaimana dalam aturan yang ada, tidak boleh berpihak kepada pasangan calon (Paslon) tertentu.

"BUMN itu gak boleh berpihak," Eko menuturkan.

Dia pun mengingatkan, ada Pasal yang mengatur hal tersebut. Jika ada yang melanggar maka bisa saja mendapatkan ancaman pidana.

"Ada pasalnya dalam UU Pemilu. Ancamannya pidana," tukasnya.

Eko bilang, meskipun masih berstatus penguasa saat ini, namun apa yang diperlihatkan tersebut bisa saja membuat publik kecewa.

"Jangan mentang-mentang penguasa mereka bisa seenaknya. Gak peduli aturan. Gak peduli hukum. Bikin muak aja," tandasnya.

Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto adalah keluarga besar BUMN.

Hal itu diungkapkan Erick dalam sambutannya di acara Natal Bersama Kementerian BUMN, di JCC Senayan, Senin (15/1/2024).

Dia menyebut, Prabowo merupakan cucu dari pendiri Bank Negara Indonesia alias BNI, Margono Djojohadikusumo. Maka dari itu, Prabowo merupakan bagian dari BUMN juga.

"Jenderal Prabowo Subianto adalah keluarga besar BUMN juga, kenapa? Karena beliau adalah cucu bapak Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Nasional Indonesia," kata Erick.

Di sela-sela sambutannya, Erick menuturkan, dirinya menitipkan Indonesia kepada Capres nomor urut 2 itu.

Erick ingin Prabowo bisa menjaga toleransi umat beragama, persatuan, dan kesatuan bangsa Indonesia.

"Dengan segala ketulusan, saya dan semua yang hadir hari ini menitipkan ke pak Prabowo, pak, jaga toleransi umat beragama Indonesia untuk hari ini dan masa depan," ucapnya.

"Kita titipkan kepada pak Prabowo persatuan kesatuan bangsa Indonesia, agar kita menjadi negara yang maju, sejahtera dan mendunia," kuncinya.

(Muhsin/fajar)