PIKIRAN RAKYAT - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyebut ada dugaan kecurangan yang dilakukan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) lantaran menjadikan pendamping desa sebagai relawan dalam Pilpres 2024. Menanggapi hal itu, Timnas AMIN pun mempersilakan TKN Prabowo-Gibran untuk melaporkan cawapres usungannya apabila memang ada pelanggaran.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kapten Timnas AMIN, Marsekal Madya TNI Purn. Muhammad Syaugi.

"Kalau memang ada pelanggaran silakan dilaporkan kepada Bawaslu," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Sabtu, 14 Januari 2024.

Syaugi mengaku pihaknya tak mempermasalahkan hal tersebut. Mengingat, pihak yang berwenang untuk memutuskan dan menilai ada atau tidaknya pelanggaran pemilu adalah Bawaslu.

Baca Juga: Mahfud MD: dalam Al Qur'an Disebutkan Orang yang Memilih Tak Sesuai Hati Itu Tak Layak Jadi Manusia

"Tidak ada masalah, semua nanti ada yang menilai, karena orang pasti menganggapnya berbeda-beda," ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Syaugi pun berpesan kepada TKN untuk menempuh jalur yang sesuai dengan ketentuan.

"Silakan saja mengikuti aturan yang berlaku dan mengikuti proses yang ada," ucapnya.

Hambatan Kampanye Cak Imin

Terlepas dari persoalan tudingan TKN tersebut, Cak Imin sebelumnya mengatakan pihaknya menjumpai sejumlah hambatan saat kampanye di wilayah Jawa Timur.

Ia mendapatkan laporan bahwa para relawan AMIN merasa diintimidasi saat mengundang Cak Imin berkampanye di Kabupaten Gresik.  Hal tersebut disampaikan Cak Imin usai menghadiri acara Konsolidasi Jaringan dan Sumber Daya TPES 50 se-Jawa Timur di Surabaya pada Jumat, 12 Januari 2024.

“Ada yang didatengin, dimarah-marahin karena mengundang saya. Ini lagi saya proses," tuturnya.

Menurut penjelasannya, pihak yang mendatangi para relawan itu merupakan aparat. Ia pun akan melaporkan hal tersebut langsung kepada orang nomor satu di Indonesia.

"Nanti kalau benar akan saya laporkan ke Pak Presiden (Jokowi) langsung,” katanya.

Hambatan kampanye di Jawa Timur, kata Cak Imin, juga dialami oleh Anies Baswedan. Ia menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu, helikopter yang ditumpangi Anies Baswedan kesulitan untuk mendarat di Tuban lantaran mendapatkan penolakan di berbagai tempat.

"Mas Anies saat di Tuban, kesulitan mendarat karena mendapatkan penolakan di mana-mana. Hingga terpaksa mendarat di tempat yang jauh dari lokasi kampanye," tuturnya.***