Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Indramayu
Tokoh Terkait
Petani Indramayu Keluhkan Penurunan Alokasi Pupuk Bersubsidi
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

AYOBANDUNG.COM -- Petani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu mengeluhkan penurunan alokasi pupuk bersubsidi pada musim tanam rendeng 2023/2024. Padahal, pupuk bersubsidi merupakan kebutuhan pokok bagi petani.
Ketua KTNA Kabupaten Indramayu Sutatang mengatakan, untuk musim tanam rendeng 2023/2024, alokasi pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk urea hanya 145,5 kilogram per hektare dan untuk NPK ponska 73,5 kilogram per hektare.
Adapun pada 2023, alokasi pupuk bersubsidi untuk urea 250 kilogram per hektare dan NPK phonska 130 kilogram per hektare.
‘’Kami mengusulkan ke Kementan untuk aloksi pupuk subsidi tahun 2024 ditambah atau paling tidak sama dengan alokasi tahun 2023. Sekarang alokasinya malah menurun,’’ ujar Sutatang dilansir dari Republika.co.id pada Sabtu, 6 Januari 2024.
Ia menjelaskan, pupuk bersubsidi merupakan kebutuhan pokok bagi petani guna mencapai peningkatan produksi padi yang optimal. Kabupaten Indramayu sendiri merupakan lumbung pangan nasional.
Baca Juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Masinis Korban Tabrakan Kereta, KAI: Almarhum Meninggal sedang Berjihad
‘’Kalau pupuk bersubsidi dikurangi, bagaimana produksi padi bisa meningkat?’’ kata Sutatang.
Ia menilai, pengurangan alokasi pupuk bersubsidi akan memberatkan para petani. Karena harga pupuk non subsidi jauh lebih mahal dibandingkan pupuk subsidi.
Pupuk urea non subsidi, harganya Rp 10 ribu per kilogram, sementara yang bersubsidi Rp 2.250 per kilogram. Sementara untuk NPK Ponska non subsidi, harganya Rp 12.500 per kilogram, sedangkan yang bersubsidi hanya Rp 2.300 per kilogram.
‘’Kasihan petani, apalagi yang lahannya sewa,’’ kata Sutatang.
Ia menjelaskan, dibandingkan mengurangi alokasi pupuk bersubsidi, petani lebih memilih agar pemerintah menaikkan sedikit harga pupuk tersebut. Menurutnya, langkah tersebut bisa membantu petani memperoleh pupuk bersubsidi dibandingkan jika alokasi pupuk itu berkurang.
Menurut Sutatang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat untuk mengirim surat ke Kementan meminta penambahan alokasi pupuk bersubsidi. Dia berharap, permintaan itu bisa dipenuhi.
Baca Juga: Kedatangan Rohingya ke Indonesia Ada Campur Tangan Israel, Jokowi Resmikan Regulasi Baru
Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Indramayu, Sugeng Haryanto, membenarkan menurunnya alokasi pupuk bersubsidi jenis urea dan NPK dari Kementan. Sugeng menyebutkan, dalam sistem e-RDKK yang diusulkan kepada Pemerintah Pusat melalui sistem terintegrasi kelompok tani, Kabupaten Indramayu sudah mengajukan alokasi pupuk urea bersubsidi sebanyak 77,9 ribu ton dan pupuk NPK bersubsidi 77,6 ribu ton.
‘’Sementara SK yang kami terima untuk Kabupaten Indramayu hanya memperoleh alokasi pupuk urea bersubsidi sebanyak 41 ribu ton dan pupuk NPK bersubsidi 22,7 ribu ton,’’ katanya.
Untuk itu, bupati Indramayu sudah membuat surat permohonan tambahan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2024 kepada Kementan per 4 Januari 2024. Penambahan alokasi itu penting dalam rangka mengantisipasi gejolak kekurangan pupuk dan untuk mendung peningkatan produksi padi.
Sentimen: positif (100%)