Di Tengah Naiknya Harga Kebutuhan Pokok, Pak Prabowo Lebih Pilih Beli Alutsista
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2023/12/30/65900103184f8.jpeg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto menyinggung pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang disebut menambah utang luar negeri.
Ia mengkritik kebijakan tersebut karena diambil di tengah kondisi harga kebutuhan pokok yang semakin melonjak.
"Pak Prabowo di tengah persoalan kenaikan harga kebutuhan pokok, lebih memilih untuk menambah pinjaman luar negeri sebesar Rp 386 triliun untuk beli alutsista," ujar Hasto dalam konferensi pers yang digelar di Kantor DPP PDI-P, Sabtu (6/1/2024).
Baca juga: TKN Minta Ganjar dan Hasto Belajar APBN Sebelum Tuding Prabowo Tambah Utang
Hasto mengatakan, kebijakan pertahanan Prabowo ini sangat berbeda dengan rencana yang akan dilakukan calon presiden (capres) asal PDI-P, Ganjar Pranowo.
Ia menyebut, Ganjar memiliki pandangan pengadaan alutsista bagian dari pengembangan kempampuan anak bangsa untuk berinovasi di bidang teknologi pertahanan.
"Sehingga industri pertahanan akan dibangun dengan memaksimalkan kemandirian dari seluruh kemampuan anak-anak bangsa, khususnya anak-anak muda untuk menguasai teknologi masa depan yang berkaitan dengan pertahanan," ujar Hasto.
Politikus PDI-P ini mengatakan, Ganjar akan mendorong rasa cinta produk dalam negeri kepada prajurt TNI.
Ia percaya alutsista yang diproduksi anak bangsa juga sama mutakhirnya dan bisa memberikan pandangan geopolitik yang besar untuk bangsa Indonesia.
Baca juga: Diisukan Bakal Hapus Bansos jika Jadi Presiden, Ganjar: Yang Ngomong Bohong
Selain itu, Ganjar disebut memiliki cara pandang geopolitik dengan melihat aspek geografis.
Hasto menyebut Menteri Pertahanan era Jokowi itu lebih mementingkan pertemanan antar-negara dengan membeli alutsista bekas.
"Pak Prabowo (memilih geopolitik) dengan membeli alutsista bekas," kata dia.
-. - "-", -. -
Sentimen: positif (78%)