LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Sumedang, Jawa Barat, diguncang gempa dangkal yang merusak pada Minggu, 31 Desember 2023.

Gempa berkekuatan magnitudo 4,8 ini menyebabkan puluhan rumah warga di Sumedang rusak ringan hingga rusak parah.

Tak hanya itu, gempa ini juga mengakibatkan ratusan warga Sumedang harus dievakuasi dan mendapatkan perawatan insentif.

Gempa yang terjadi menjelang pergantian tahun baru 2024 di Sumedang ini diketahui mengalami 3 kali guncangan.

Gempa yang mengguncang Sumedang berturut-turut ini terjadi di hari yang sama dalam jarak waktu beberapa jam saja.

Ternyata, gempa dangkal yang merusak di Sumedang ini tidak hanya terjadi kali ini saja.

Diketahui puluhan tahun lalu di bulan yang sama juga pernah terjadi gempa dangkal yang merusak di Sumedang.

Baca Juga: Alhamdulillah! Gaji dan Tunjangan PNS Semua Golongan Naik di Tahun 2024, Ada Uang Pulsa dan Uang Makan

Dikutip dari YouTube Warta Kota Production yang memberikan informasi terkait gempa di Sumedang, gempa dangkal tersebut terjadi pada 19 Desember 1972.

Saat itu diketahui gempa di Kabupaten Sumedang mencapai skala 6 MMI.

Bahkan pada saat itu, gempa bumi tersebut menyebabkan bencana alam lain berupa tanah longsor di wilayah Cibunar, Rancakalong, Sumedang.

Sama seperti gempa yang terjadi baru-baru ini, pada di Sumedang pada saat itu juga menyebabkan kerusakan pada bangunan-bangunan dan rumah warga.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan bahwa penyebab gempa bumi di Sumedang pada akhir 2023 ini dikarenakan sesar aktif yang melintas di wilayah tersebut.

Adapun sesar aktif yang dimaksud adalah sesar Cileunyi - Tanjung Sari.

Diketahui sesar Cileunyi - Tanjungsari ini berada di sekitar 5 kilometer barat daya episentrum gempa Sumedang.

Baca Juga: Informasi Daftar Lengkap Jadwal Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024, Tanggal Liburan Makin Jelas

Sehingga gempa Sumedang ini diduga akibat terusan dari pergerakan sesar Cileunyi - Tanjungsari.

Itulah informasi mengenai gempa Sumedang yang juga pernah terjadi puluhan tahun sebelumnya.

Seluruh masyarakat Indonesia kini berdoa agar keadaan Sumedang kembali pulih secepatnya.***