LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Ratusan Mahasiswa mengusir pengungsi Rohingya yang ditampung di Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Kota Banda Aceh.

Pengungsi Rohingya yang ditampung disana berjumlah 137 orang.

Para mahasiswa tersebut memindahkan pengungsi Rohingya ke Kantor Kemenkum HAM Aceh.

Pengungsi ini diangkut menggunakan dua dump truk.

Namun kini Menteri Menkopolhukam Mahfud MD menyatakan bahwa para pengungsi Rohingya ini akan ditempatkan di tempat yang aman.

Para pengungsi ini akan ditempatkan di dua tempat yaitu di Gedung PMI dan Gedung yayasan Aceh.

“Saya sudah mengambil keputusan dan tindakan agar pengungsi-pengungsi Rohingya itu ditempatkan di satu tempat yang aman. Satu, ditempatkan di gedung PMI. Yang sebagian lagi ditempatkan di gedung Yayasan Aceh. Dan saya sudah berpesan agar aparat keamanan menjaga karena ini soal kemanusiaan. Soal kemanusiaan,” ujar Mahfud dikutip dari Republika, Sabtu, 30 Desember 2023.

Baca Juga: Kenaikan Gaji PNS, TNI, Polri dan Pensiunan Direalisasikan Tahun 2024: Ini Penjelasan Stafsus Menteri Keuangan

Mahfud menyatakan bahwa tindakan yang ia ambil karena alasan kemanusiaan.

Karena Indonesia tidak memiliki ikatan selain kemanusiaan dengan para pengungsi Rohingya ini.

Ia juga mengatakan dari pada para pengungsi ini terkatung-katung karena tidak bisa kembali ke negaranya, lebih baik ditampung dulu.

Ia juga mengatakan sebenarnya bisa saja pemerintah mengusir para pengungsi tersebut tapi ini merukakan tugas kemanusia.

“Orang kalau terusir tidak bisa pulang ke negerinya daripada terkatung-katung di laut kita tampung dulu sementara nanti dikembalikan melalui PBB. Karena yang punya aturan itu PBB. Kita sendiri kalau mau ngusir sekarang juga bisa. Karena kita tidak ada urusan. Tetapi ini kan urusan kemanusiaan,” Kata Mahfud.

Baca Juga: Pendaftaran Seleksi Media Center Haji 1445 H Dibuka 29 Desember 2023

Ia mengatakan Indonesia hanya menampung sementara saja sambil pemerintah terus berkoordinasi dengan UNHCR mengenai nasib para illegal asal Rohingya ini.

Ia juga mengingatkan warga Aceh yang dahulu pernah terkena tsunami seluruh penjuru dunia datang menolong.

Meski demikian Mahfud mengatakan bahwa Indonesia tidak terikat dengan konferensi PBB tentang pengungsi yang membentuk UNHCR.***