Sentimen
Negatif (99%)
22 Des 2023 : 06.30
Informasi Tambahan

Kasus: HAM, korupsi

Debat Cawapres: Beri Tuntunan, Bukan Kekerasan

22 Des 2023 : 06.30 Views 12

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Debat Cawapres: Beri Tuntunan, Bukan Kekerasan

PERILAKU calon pemimpin menentukan image dan memori publik. Ekspresi emosional, gestur pemarah, dan suka kekerasan, menjadi memori dalam otak warga yang melihat dan membaca poster tokoh publik dengan akal sehatnya.

Debat Capres 2024 pertama dengan topik Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi pada pekan lalu, menanggalkan pelajaran tentang etika komunikasi yang terdestruksi pada panggung tersebut.

Adegan sikap melecehkan lawan debat dengan panggilan yang sarkastik, ekspresi marah dalam mereaksi pertanyaan lawan debat yang tidak sesuai harapan, sampai pada gestur kekerasan dengan jurus-jurus pencak silat, merupakan praktik perilaku yang jauh dari fatsun politik.

Debat ataupun diskusi secara dialogis merupakan strategi sosialisasi dan pertukaran gagasan program dan pengetahuan. Metode ini bisa dikategorikan sebagai bagian dari proses politik tinggi (hight politics) atau politik adiluhung.

Sesuai dengan diksi politik tinggi, aturan main dalam sirkulasi dan distribusi gagasan disampaikan dengan mengedepankan komunikasi persuasif.

Strategi ini mengandaikan komunikasi berada dalam ruang yang hidup, terdapat lawan bicara atau lawan debat, audien beragam, dan misi dan tujuan debat.

Jalaluddin Rahmat (2000) berpendapat, strategi komunikasi ini mengacu pada tujuan atau kepentingan. Yakni debat sebagai medium untuk menanamkan gagasan, opini, program, pemikiran baru yang “dijual” kepada lawan debat dan audien atau calon pemilih agar mereka yang sudah mendukung makin kokoh dukungannya, atau sebaliknya calon pemilih yang belum mendukung bisa mengubah sikap dan pilihannya.

Ibarat menjual produk, komunikator harus menawarkan produk yang apik, menarik, penting, dan urgen bagi masyarakat agar tawarannya direspons sebagai sesuatu yang mengejutkan, menarik, dan layak “dibeli”.

Komunikator perlu memahami bahwa debat itu harus menghadirkan keragaman alias perbedaan gagasan dan kritik terhadap gagasan dan program yang terdahulu untuk direstrukturisasi maupun direstorasi agar program sesuai dengan dinamika keadaaan, teknologi, dan zaman.

Perbedaan gagasan dan metode komunikasi sebagai indikasi debat dinamis dan menjunjung tinggi keragaman gagasan. Kritik sebagai metode pembaruan gagasan dan program agar rencana masa depan tidak stagnan, dan status quo.

Ketika lontaran pertanyaan, perbedaan cara komunikasi, dan kritik direspons sebagai permusuhan, sebagai sikap tidak tahu balas jasa terhadap rezim atau senior tertentu, maka debat tidak terbangun secara dialogis.

Cawapres Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming dan Mahfud MD menjadi komunikator dan saling melawan dalam "Debat Cawapres Pemilu 2024", Jumat (22/12/2023). Membahas isu-pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan, para cawapres telah menarik benang merah pelajaran debat capres putaran pertama tentang apa yang terjadi dari segi strategi debat, perilaku capres, etika komunikasi dan substansi topik.

Cawapres diidealkan sebagai layaknya politisi yang makan asam-garam, diasumsikan bisa mengembangkan debat persuatif, yang menampilkan dialog timbal-balik dengan ekspresi gagasan sistematis, bernas, dan saling mengomunikasikan gagasan dan program pasangan capres.

Sikap agitatif dengan mengekspresikan ungkapan kalimat yang merendahkan, melecehkan lawan debat, sikap marah, dan gestur mengajak dan mengejek lawan debat dengan gerakan bela diri, memprovokasi pendukung untuk meneror lawan debat yang melontarkan pertanyaan tajam dan kritis merupakan strategi politik “kekerasan” yang bernilai rendah, yang sangat lazim dibuang sejauh-jauhnya dari gelanggang politik nasional.

Tidak ada alasan, calon pemimpin tersinggung, marah, dan geram ketika lawan debat menyampaikan pertanyaan atau pandangan yang berseberangan.

Sentimen: negatif (99.2%)